Pengalaman ini ganyalah segelintir dari pengalaman yang saya
rasakan bersama mereka. Mungkin hanya sebentar saja mengenal mereka namun itu
bermakna bagi saya, tidak sebagai dosen mereka, tapi sebagai teman belajar
mereka.
Kepada angkatan inilah saya mengaku bahwa dosen tidak
selamanya benar.
Kepada angkatan inilah saya mengataan bahwa diperlukan
pemikiran kritis selama menerima perkuliahan baik dalam maupun luar kelas.
Kepada angkatan ini, lah saya mengangkat siapa yang menjadi
ketua angkatan semenjak pertama kali saya masuk
untuk mengajar. (orangnya punya kisah tersendiri)
Pertama kali saya datang, tempat ini menawarkan sesuatu yang
perlu untuk diubah.
Angkatan 2011, adalah angkatan yang dimana saya berjanji
untuk menyertai mereka sampai mereka lulus. Semoga saja lah ya.
Nias syahputra soniwao
Salah satu Mahasiswa yang
memiliki kemauan untuk bertanya banyak hal terutama saat dalam perkuliahan.
Mahasiswa yang saya sangat ingat menjadi pribadi yang dekat dengan saya,
terutama di akhir semester (tahun ke empat).
Ia saya kenal sebagai sosok pusat perhatian kelas (yah mungkin krn dia
selalu bertanya). Jujur ketika ia banyak bertanya, saya juga merasakan
teman-temannya seakan melirik2 dia saat bertanya. Ya terkesan indikasi
“membosankan”. Yah gimana lagi, yang mayoritas nanya Cuma dia. Yah wajar2 saja
saya pikir. Padahal anak ini tidaklah jenius seperti Einstein, tapi usahanya,
motivasinya, yang membuat dia seperti saat ini saya kenal sebagai pribadi yang
bisa diajak untuk kerja keras. Well walapupun saya pernah banget dibuatnya
kesal. Hahahaha (Saya itu kan orgnya susah untuk dipiutangin janji, karena janji bagi
saya adalah sesuatu yang harus ditepati). Kekesalan saya pada saat dia
pernah menjanjikan keikutsertaannya untuk jadi tester dan dia meyakini bisa
untuk menjalankan perannya. Namun belakangan ini saya menyadari, mungkin saya
terlalu memaksakan kehendak, dan mungkin saja ada cerita bahwa dia sebenarnya
memerlukan space untuk dirinya juga daripada menuruti semua permintaaan dosen.
Saya memahami setelah semuanya telah disampaikan dia secara implicit (mungkin
saya tidak perlu cerita dari versi saya disini, yaah namanya juga menjaga etika
kesejahterahannya- ahahaha). Kekesalan saya juga pada anak ini adalah
kebaikannya yang terlampau baik sama saya, dan saya menganggap ini sebuah overwhelming
. Ada saja ketika saya tidak membutuhkan sesuatu, dia ada aja buat2 sendiri.
Saya pernah kesal saat saya pernah bilang, eh ini bagus, beli dimana, temanin
donk, eeh ta taunya malah langsung dikasi aja tanpa perlu saya bayar, ngerinya
itu hak miliknya juga. (Padahal saya kepengen beli sendiri), Hal ini terus
berulang, pada beberapa item cthnya casing iphone, power bank, sampai saya jadi
sangat takut sama anak ini. YA SANGAT TAKUT. Takut, saya menjadi
pribadi yang tidak diajari oleh ayah saya bahwasanya saya tidak bisa menerima
sesuatu, malah harus memberi. Takut seakan akan nanti saya malah jadi pribadi
yang memanfaatkannya. Sangat Takut, makanya saya pernah member jarak sama anak
ini. Saya tidak terbiasan dengan kebaikannya member. (yah meskipun dia selalu
beralasan, macam orang lain loh pak). Malah saya pernah bergumam, kan
kamu bisa juga memanggil say asebagai
abang karena saya mengijinkannya, dan saya mengijinkannya karena saya juga
menganaggap seperti saudara saya. Namun hanya saja hal ini kurang berkenan baginya (dengan alas an apapun saya
pikir saya belum tahu alasan mengapa ia tidak mau memanggil saya abang, padahal
teman seangkatannya juga ada bagian manggil saya sebagai abang).
Mungkin kekesalan saya yang lain
pada anak ini saat mengerjakan seminar, adalah kemudurannya untuk judul skripsi
yang telah ia usahakan selama semester. Saya selalu mengingatkannya tentang hal
ini (maaf ya Putra, soalnya saya kan syusah sekali melihat kemunduranmu,
padahal saya tahu kamu sangat bisa eksperimen). Saya sangat bangga sekali saat
dia mencoba eksperimen, bahkan saya pun akan rela menawarkan pertolongan yang
saya punyai. Namun, apalah daya saya, Boleh berharap tapi tidak boleh memaksakan
juga toh. Hehehe.
Putra menjadi satu satunya
mahasiswa yang pernah bisa diajak bercerita panjang lebar sampai jam 04:00
(BAHKAN di hari ulang tahunnya). Yang sering saya ingat dari anak ini adalah
kerelaannya demi orang lain, padahal sudah jam sekian masih saja bareng2an,
sampai setiap kali dia bergadang, bisa dipastikan dia akan mengalami kurang
enak badan (terkadang aga sedikit gimana lihat anak ini hahaha)
Mahasiswa yang sampai pada
akhirnya hampir membuat saya ingin bertindak tegas pada rekan saya, karena
sampai sampai setelah dia dapat gelar pun, dia dibuat nangis oleh salah satu
rekan saya. (saat itu sudah memukul meja, karena bbagi saya, siapapun yang mengecewakan
orang yang sudah saya anggap adik, akan saya remukkan hahahaha). Mungkin yang
perlu dipeajari anak ini adalah berusaha untuk megatakan ‘tidak’ pada hal hal
yang mungkin belum bisa ia penuhi secara 100% apalagi kalau yang minta
pertolongannya meminta 100% diawal dan lalu 500% kesempurnaan di akhir.
Tapi dari semua kekesalan saya sama
dia. Ini anak semuanya tampak serba bisa, multitalented. Okey, di kelas ga
perlu diragukan. Ternyata di luar. OH TUHAN, INI MUNGKIN JENIS ANAK YANG SAYA
CEMBURUI.
Dan hal ini juga menurut saya
membuat temannya mencemburui dia, hanya saja menifestasinya menjadi perilaku
yang sedikit merugikannya.
Dia penyanyi semua genre. OH
TUHAN, selama saya berteman sangat jarang menemukan orang yang seperti ini.
AKAN SANGAT SULIT MENEMUKAN SOSOK
MAHASISWA YANG BISA STUDY OKE, MAEN JUGA OKEY HAHAHAHA.
SAYA CEMBURU pada bagian, ia
sangat bisa mengatur semua yang menjadi pengelolaannya saat dia kuiah ataupun
mau maen.
Saya cemburu saat dia sangat bisa
cuek untuk sesuatu yang kurang mendukungnya untuk maju (sifat cuek ini dulu
saya punya, tapi sosok anak ini mengingatkan diri saya dulu).. well meskipun
dia tipe sebenarnya diem diem menaruh perhatian pada banyak orang yang sudah ia
anggap dekat.
Saya Cemburu, Pada genuine yang
ia miliki. Ia adalah tipe pribadi yang member pendapat yang real.
Saya Cemburu, Pada kemampuannya
memperhatikan orang lain (saya belajar darinya juga cara untuk memperhatikan
orang lain).
Saya Cemburu dari kemauannya
untuk mencapai sesuatu. Meski bagi orang lain terkean memaksakan, tapi tidak
ada yang salah dengan memiliki motivasi menggapai sesuatu.
Saya banyak belajar darinya untuk
hal hal yang saya cemburui.
Dia anak yang mau terbuka untuk
dari semua sisi, terutama ketika saya mengutarakan sesuatu yang kurang
mengenakkan baginya. Dia mau terbuka bagi saya, mungkin saya yang pernah
mengecewakannya karena pernah dia membutuhkan waktu untuk cerita, malah saya
belum punya waktu, atau bahkan saya sengaja krn ada masalah yang menurut saya
penting untuk saya selesaikan. Mungkin ada bebrapa kali telfonnya yang saya
miss, sampai mengecewakannya. Saya meminta maaf untuk itu (ya bila putra
membaca ini – hehe). Sayajuga merasa mengecewakannya saat akhir semester, saya
tidak ada untuk membantunya bab 4 dan bab 5nya.. hahaha maafkanlah saya. Saya
bahkan mengecewakannya saat ia mau pamit (MAAF PUT, SAYA SUSAH DIKETEMUIN SAAT
ITU).
Mahasiswa yang selalu akan
mengingat semua momen yang berarti bagi siapapun. Mungkin ini yang membuat dia
memiliki LTM yang terasah. Krena memori yang ia miliki selalu ia maknai. Adik
mahasiswa yang akhirnya dikenal sebagai multi taleneted. WORK by iggy, and
photograph by ed sheeran :D.
Inra butarbutar
Jangan mudah BAPER (istilah
sekarang di tahun 2015 untuk sensitive) kalau mau jumpa anak ini. Dia unik
dengan gaya wanita ke-batak-annya. Lebih terkejut lagi ketika anda melihat
photo2nya banyak selfie yang mengarah pada bentuk mahasiswi yang photogenie,
tampak berkelas dsbnya. TAPI hei bataknya itu sangat amat kental hahahaha. Saya
pernah bilang, kalau dia terlalu batak sekali, lalu dia menjawab “lebih enak
gini pak apa adanya, batakkanlah terooss” Mahasiswi yang menjadi andalan untuk
sebuah perhitungan pada alat tes psikologi. She is the queen of calculating.
Yang paling saya ingat saat saya sendiri yang mengaku ahlinya alat tersebut
(sebenarnya dari segi interpretasi), ia mampu melakukan perhitungan pada
jam-jam yang sangat membutuhkan tenaga untuk tidur. Ia cukup mampu
berkonsentrasi pada persoalan perhitungan. Nah karena ia cukup mampu berhitung,
mampu untuk diandalkan untuk ngetes, diandalkan untuk sebuah acara , cara
komunikasi yang to the point dengan cuek, ia pernah sekali mendapat teguran
dari sosok tenaga pengajar wanita yang dikagumi (saat ini pengajar tersebut
sudah tidak lagi mengajar di tempat saya mengajar). Mungkin masalahnya saya tidak perlu
memberitahu secara detail di sini. Yang pasti dikarenakan kecuekannya ia
menjadi sangat dulit untuk memahami kondisi saat tersebut. Mekipun pada saat
kondisi yang sama ia memang perlu untuk sebuah kepastian akan hasil
pekerjaannya.
Adik mahasiswa yang satu ini
memilih untuk menjalani semua pengalaman yang belum pernah ia lalui. Ia rela
mengetahui banyak hal, namun dengan caranya sendiri. Jangan coba ajak dia jalan
jalan kemana mana, tolong jangan. Mahasiswa yang sering mendapat julukan
“keleus” ini sering juga dibully oleh teman terdekatnya yaitu ada Robin
pakpahan dan demen sanjaya harefa. Hal yang paling saya ingat dari anak ini
adalah ia menganggap semua teman kelasnya yang cowo-cowo seakan pelindungnya.
Berteman di BBM, dia adalah ratu drama untuk update status (hal ini sampai
dibahas oleh rekan-rekan saya) terutama bila hal –hal berbau dengan hubungan.
(hehe maaf ya inra, ini adalah yang saya alami juga). Mahasiswi yang ini bisa
juga diandalkan pada saat akan mengadakan sebuah acara. Hal yang paling saya
ingat saat saya meminta ada acara manggang sederhana di tempat saya, dia cukup
mampu untuk diandalkan pada kegiatan belanja-belanja, persiapan yaaa meski saat
itu dibujuk juga oleh temannya si robin pakpahan (yah memang saat itu wanita
yang lain belum ada ditempat).
Saat jalan- jalan daki gunung
sibuaten dan dwi warna, anak ini the most wanted in camera, baik di hpnya
maupun di camera orang lain. Kalau namanya tidur, bisa jadi tunggu gempa dan
keributan massa baru bangun (hahaha…peace ya inra, saya hanya tulis yang saya
tahu n liat). Saat ada masalah, anak ini terkadang tamp-ak fine-fine saja
bahkan menertawakan dirinya bersama dengan kedua orang cowo yang saya sebutkan
tadi. Well, mungkin ini manifestasinya saja menurut saya. Sampai suatu saat dia
memiliki masalah dengan pembimbingnya (dia masih konsul ke saya sebagai
walinya), saya rasa saya buat dia hingga mengeluarkan air mata. Saya mengatakan
karakter yang ia miliki dengan kata-kata yang berkesan. Sampai ia sendiri
mengatakan “masa sih pak, begitunya aku (dengan air mata)”. Yah mungkin
kata-kata tersebut membuat dia berpikir ulang.
Sebenarnya tidak banyak yang bisa
dikatakan tentang anak ini kecuali dia adalah penikmat momen saat ini, sedikit
sulit move on, namun akan berusaha tampil ceria terutama di ruang lingkup
teman-teman yang sudah ia anggap sahabat.
Terlahir sebagai wanita tulen
namun karakternya lebih maskulin daripada saya sendiri. Coba bayangkan
mahasiswi dengan motor 2 tak, (bunyi motornya menjadi kekhasan, bahkan saya
sempat tahu jenis bunyi motornya, daaan yaah mungkin agak gimana gitu kalau dia
menghidupkan motornya pada jamm 12:30 dini hari). Juli merupakan mahasiswi yang
memiliki kebebasannya sendiri. Dia tidak terikat aturan, namun setidaknya tidak
semua aturan ia “kompromi” apalagi hal yang krusial. Mungkin saya melihat
berbeda dari sudut pandang bila seorang mahasiswi bawa motor paling tidak yaah
pakai helm, Anak ini saya lihat punya jalan sendiri dan beberapa kesempatan
lebih memilih tidak memakai helm (saat itu pikiran saya, apa dia kegerahan
Karen arambut panjang, apa karena dia pakai kacamata kali aja ribet pasang2
kacamata n helm).
Mahasiswi yang satu ini
mengingatkan teman saya sendiri dengan nama serupa dan tanggal kelahiran yang
serupa pula hanya tahun saja yang berbeda, mengenai karakter adalah tipe tipe
samanya. Adik mahasiswi yang satu ini pengikut sejati rundown pertandingan
bola. Yang saya alami saat jalan sama anak ini sering banyak kata “terserah”
dan sering memiliki kesibukannya sendiri saat sudah megang handphone. Saat menyanyikan
sebuah lagu di karokean, yang saya perhatikan adalah dia prefer akan
menyanyikan lagu yang telah ia inginkan secara solois, Namun kalau sudah
barengan janjian untuk lagu rame-rame ia malah mengajak orang lain untuk
bergabung (yah meskipun ia sering bersama putra untuk lagu bareng).
Mahasiswi yang satu ini sangat
sulit untuk memakai rok. Ya sekalinya pakai rok, saya yang terbiasa melihatnya
pakai pakaian celana jeans hanya bisa melihat suatu perbedaan yang mencolok,
dan yang membuat saya berpikir rok tidak sesuai dengan dirinya (selain karena
ia mmg sering gerak dan pakai motor 2 tak), adalah pemilihan Rok yang ia
miliki, Mungkin tidak hanya saya, teman, adik2 kelasnya juga sedikit kaget aja
kalau dia pakai rok. Namun saya salut untuk siding skripsinya, ia memakai Rok
yang perfectly fit in with her (yah well meskipun saat itu bisa berubah tanpa
rok menjadi celana lagi hahahaha). Juli adalah pribadi yang termasuk cuek, dan
bagi saya, yang saya lihat kalau ia belum mempersilahkan untuk membahas sesuatu
yang bersifat lebih personal, ia tidak akan membukanya. Bahkan bila ia sedikit
menyinggung, ia juga masih membatasi informasi tersebut. Yah mungkin, ini
adalah cara dirinya dengan pertimbangannya sendiri. (saya pun mungkin seperti
itu).
Untuk adik mahasiswa yang satu ini, dia tampak
sering bersama dengan Putra, dan hampir di 2 tahun terakhir saya bersama 2011,
mereka tampak bareng untuk banyak hal (wong daerah kosnya juga sama). Yang satu
ini menurut pengakuannya dia itu sulit bangun pagi. Mahasiswi yang saya lihat
identik dengan jentikan jari jika ia sudah memiliki argument yang kuat terutama
saat berdiskusi. Terkadang menganggap dirinya tidak punya otak saat berguyon
dan mencairkan suasana (padahal kalau masalah kemampuan logika, ini anak punya
daya logika tinggi – oke jul jangan meragukan pendapat psikolog nih hahaha).
Sri dewi sartika
Salah satu mahasiswi yang
memiliki fisik yang terkesan mudah untuk tumbang, Teman-temannya (lebih
tepatnya si usil demen) sering memberikan guyonan sebuah botol kosong. Tujuan
botol mineral yang kosong ini adalah usilan bahwa mahasiswi sri dewi sartika
hampir kehabisan nafas saat akan ketawa, dan botol dimaksudkan sebagai pemompa
udara ke dirinya. Tapi memang bener anak ini saat akan menampilkan ekspresi
bahagia terkadang saya pun sedikit was-was. Saat berbicarapun dengan anak ini
terkesan ter-engah-engah. Yang paling saya ingat dari anak ini adalah ketika
dia memberikan komentar di luar kelas mengenai pembimbingan skripsi oleh salah
satu dosen. Menurut saya, ketika dia mengungkapkan kekesalannya, ia sangat
serius dan mampu mengeluarkan kata-kata yang terkesan formal dan cukup bijak.
(andaikan saja saya punya rekamannya). Sebenarnya tidak banyak saya memiliki
interaksi dengan mahasiswi yang satu ini, namun ia cukup santun ketika
berhadapan dengan saya di kelas.
Robin pakpahan
Kalau tentang adik mahasiswa yang
satu ini, mungkin akan sangat sulit didefenisikan. Mengapa, segala pemikiran
akan sangat mental, segala saran mungkin akan selalu dibalas dengan caranya
sendiri. Apalagi cerita tentang penampilan. Robin pakpahan, mahasiswa yang
memiliki aktualisasi diri yang unik. Saya ambil kata unik karena memakai kata
aneh bukanlah hal yang tepat baginya, karena diapun masih waras dalam banyak
hal. Yang saya lihat dia selalu memakai celana kebanggannya (bukan karena dia
ga punya celana, tapi ntah kenapa dia selalu memakai celana kebanggannya
tersebut). Kuat merokok, terutama rokok yang sering menjadi rokok bersama.
Hal yang paling saya ingat adalah
percakapan malam-malam kepada dirinya, demen, dan berton (yah hanya ke 3 orang
ini saya berinteraksi malam-malam. Kalimat “orang yang sudah dipersiapkan
jalannya” adalah kalimat yang saya tujukan kepada anak yang satu ini. Hal ini
merupakan bentuk prediksi saya. Namun yang paling menyakitkan baginya ketika
saya bilang “tipe yang akan segera melupakan teman-temannya” dia sedikit
berang. Dan mungkin saya hanya mengatakan kepada anak ini karena pernah sedikit
kesal melihat perilakunya terkadang mendahulukan kepentingannya. (NAMUN
akhirnya saya bisa sedikit memahami alasan2nya – sedikit saja yoo ga semua
hahaha).
Apa yang membuat anak ini
sebenarnya unik, adalah ketika ia diberikan sebuah tanggung jawab, ia akan
berusaha, namun pembawaannya sering tampak kurang serius namun ketika serius
yang korban adalah dirinya (yanh mungkin akibat darah tingginya kali ya
hahaha). Pengalaman dengan anak ini cukup banyak. Mungkin, yang diingat pertama
adalah saat dirinya menjadi pemandu ke tempat salah satu mahasiswi yang bernama
yanta. Dia sedikit kesulitan mengatur teman-temannya yang lain karena dia
selalu diusilin tidak mengikuti arah, belum lagi dia diusilin sama abang
seniornya yang ketepatan saat itu membonceng salah seorang mahasiswi yang
pernah ia sukai.( Sudah naeklah darah tingginya tu, makan lagi dia daging
kambing pula dia kan langsung K.O). Saat itu saya bersama anak ini bareng naek
motor, dan menurutku pribadi, anak inilah yang memilikiperingkat pertama kalau
membonceng saya dengan nyaman. (tampaknya hampir tidak pernah kejadian pakai
lupa lubang, atau tanjakan keras).
Hal yang saya ingat lainnya dari
anak ini adalah pantang dipuji. Mengingat ketiga nama (berton, demen dan robin)
yang tampaknya sering bersama, dia adalah mahasiswa yang sebenarnya cakep,
punya lesung pipi yang menarik bagi lawan jenis, Namun sayangnya ketika dipuji,
dia selalu saja punya banyak cerita hahahaha. Tapi aku akuin sebnarnya anak ini
sedikit aja dirapiin rambutnya, penampilan lebih diperhatikan, dan oh ya
kurangin alasan2nya itu, kayaknya bakal banyak nempel perempuan. (robin jika kamu baca ini, aku
yang sudah mengganggapmu adik juga mengatakan berulang kali, gantengnya kam,
tapi entah apalagi alasanmu tidak memperhatikan dirimu sendiri).
Oh ada lagi yang saya ingat dari
anak ini, kalau percakapan malam malam ia selalu memiliki timing, yaotu
maksimal jam 10 sudah harus di rumahnya ( yah mungkin karena dia di tempat
keluarga jadi kurang bebas, dan saya bisa memaklumi itu).
Anak ini adalah salah satu
mahasiswa bimbingan skripssiku. Karena bandelnya selalu ada jawaban alasan-alasan
dari dirinya, hahaha. Saat itupun aku agak sedikit kesal, namun akhirnya dengan
tuntutan skripsi dia sendiri yang menjadi kesal tapi di akhir cerita skripsi,
dia mah fine fine aja. Yang paling saya kesel saat mata kuliah seminar, anak
ini menunjukkan penampilan yang sangat amat membuat siapapun melihatnya
mengelus dada dan berkata :yah sudahla. Kalau kata teman2nya dan bahkan dirinya “kayak macam sempak”
(sebutan untuk penampilan pengen dikasihanin banget). Saya aja masih merasa
kesal saat itu belum lagi dia update foto BBM bisa tampil senyum sumringah,
tapi saat depan dosen penguji judul seminar macam sempaklah hahahaha.
Anak ini cukup aktif sebagai
perokok saya lihat. Tapi hebatnya dia bisa aja lari-larri sore setelah merokok
banyak mengitari lapangan merdeka secara terus menerus dalam beberapa kali
putaran. Saya saat itu terkejut aja, ntahlah dia memang punya ketahanan fisik
yan lumayan. Saat berfoto dengan anak ini dia terkadang memasang muka sok imut,
tapi yah memang cocoklah.
Anak ini sebenarnya easy going,
tapi yang paling menyakitkan hatinya adalah, ketika saya menolak traktirannya
di hari yang seharusnya dia bisa berbahagia. Saat hari sarjananya, dia memiliki
kisah tersendiri yang membuat dia kurang menikmati sarjananya, saya tidak
sengaja ketemuin di kantin sena saat saya pengen ke tempat abang seniornya
(yudi). Dia kesal ketika saya menolak traktirannya dengan bbm “ga pengen
ditraktir” (karena sejak perkenalan, saya memang orang yang ga pengen di
traktirin oleh siapapun). Dia semakin kesal ketika saya kasi sejumlah duit bayaran
makanan saya, ketika saya temui bareng dengan berton. Saya merasakan
kekesalannya, saya tahu ini menyakitkannya, tapi yang penting bagi saya adalah
saya tidak mengijinkan traktirannya.
Ada beberapa hal yang saya cemburukan,
terutama mengingat tentang nilai rupiah. Pada saat hal serius dia sangat bisa
diandalakan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan. (hal ini saya sendiri
lihat saat beberapa kali SFM mengadakan sebuah kegiatan membuat papan ucapan
selamat). Dia sangat concern tentang yang menjadi pemerataan pengeluaran.
Mungkin sedikit keterbukaannya saat bicara tentang dana, itu yang saya lihat
sebagai sebuah interaksi yang cukup bagus.
Anak ini cukup diberikan
kepercayaam tanggungjawab sesuai kapasitasnya, maka ia akan bertindak.
Demen sanjaya a.k.a leo a.k.a harefa
Sampai saat ini adik mahasiswa
yang satu ini adalah mahasiswa yang aku (untuk anak ini berubah dari formal
“saya” jadi “aku”) beri julukan si USIL. Satu angkatannya sudah tahu tabiat
anak ini, tapi anak ini selalu menjadi pusat perhatian. Gatahu kenapa satu
angkatannya juga selalu mempersilahkan dia setelah sekian banyaknya hal usil
yang dilakukannya. (pakai pellet apa kamu demen)
Saya rasa hal yang pertama kali
saya alami dengan anak ini adalah Tiket. Saya tahu dari awal anak ini suka usil
terutama saat mengajar. Dia terkesan ingin mencobai saya tapi sayangnya dia
selalu K.O saya buat. Oke kembali ke tiket. Anak ini dengan seribu bahasa
menawarkan tiket konser di taman budaya (tempat langganan dimana ada konser
berbau budaya). Yang paling diingat adalah “dengan 15.000 saja Pak sudah bisa
melihat sarah sechan”. Saya lirik dia dengan cukup tajam(karena saya tahu ni
anak usilnya menawarkan minta ampun) dia lalu menampilkan wajah cukup memelas.
Lalu saya beli saja tanpa berbasa basi lama, daripada banyak lagi bahasanya
yang seribu penawaran. Yaah meskipun agak menjengkelkannya dia sempat berjanji
untuk pergi bareng ke sana, tapi dirinya pergi sendiri (yah memang saat itu ada
kerjaan juga sih).
Demen sanjaya harefa, salah satu
mahasiswa yang cukup tahu kapan panggil diriku sebagai “abang” dan “bapak” pada
kondisi yang berbeda. Orang yang selalu mengatakan “gampangnya itu, mudahnya
itu” atau bahasa lain adalah “bisanya itu bisa”. Pembawaannya yang cukup tenang
untuk awal-awal menghadapi masalah membuat saya berpikir ulang dalam menghadapi
masalah. Sayangnya kalau adek yang satu ini sudah hilang kesabarannya, maka
yang adalah emosi memuncak. (fiuh, yang bisa kulakukan adalah memeluk si kawan
ini).
Leo kebiasaaanya dipanggil di
rumah (menurut pengakuannya), juga pernah aku berikan kata-kata prediksi yaitu
“anak yang akan selalu beruntung”. Yah dan itu benar, tidak hanya diriku, tapi
orang lain seangkatannya, adik kelasnya juga melihat hal demikian. Mari aku
beri satu contoh, kalau ngumpul pernahlah
anak ini belum punya dana tersendiri untuk minum, kemudian ada aja yang
mau membelikannya minum, mungkin berbagi makanan, lalu kenyanglah dia.
Kesempatan lain adalah ketika dia harus presentasi, namun dia tampaknya ga
persiapan. Entah bagaimana caranya dia bisa saja lolos dari perhatian
pertanyaan yang menjebak oleh temannya. DAN yang paling aku ingat adalah Masa
Skripsinya. Aku ingin banget menguji kemampuan anak ini untuk berbagai hal.
Bahkan secara personal meminta kepada pihak yang memiliki otoritas. Mungkin
keberuntungan berpihak padanya, akhirnya aku tidak menguji skripsinya. (yah
sebenarnya sih mungkin karena aku mengetahui beberapa kelemahan skripsinya yang
sangat tidak mungkin dijamah oleh penguji lain) hahahahahaha
Ada yang menjengkelkan dari anak
ini karena praktis menganggap mudah semuanya. Ada beberapa janjinya belum
ditunaikan hahahahaha. Mungkin secara personal janjinya ke saya itu banyak x.
Dimulai dari memperbaiki tas tripod camera, janji kue ultahnya, janji kertas
kuitansi, janji jalan2 sebenarnya ada tapi lupa aku kemana, akh banyak x pun.
Tapi entah kenapa setelah memahami anak ini pun dibalik kekesalan dan
kejengkelanku, aku tetap bisa menerima anak ini. KARENA IA PUN MENGETAHUI
KEKURANGANNYA. TIDAK BANYAK KOMAT KAMIT KALAU MENGAKU SALAH.
Anak ini punya kisahnya sendiri
secara personal yang mungkin tidak etis aku ceritakan disini. Tapi yang aku
tahu dibalik ke usilannya , untuk masalah asmara, dia punya ketulusan (meski
terkadang ketulusannya dianggap berbeda). Dia tipe individu yang cukup sulit
meninggalkan teman demi sebuah asmara. Karena baginya kedua-duanya penting.
Akan banyak yang sulit memahami anak ini dari perspektif gue seperti ini.
Leo bisa diandalkan untuk sebuah
action, atau bahasa kerennya manage dalam operasionalisasi. Sangat ingat
sekali, dia adalah orang yang mau menerima tantangan dariku untuk sebuah event
dies natalis. Dan bagiku dia berhasil. Menurutku dia berhasil melaksanakan ide
satu satunya event dies natalis yang pernah dan mungkin hanya berakhir di tahun
2014. Terima kasih demen and team, Meskipun aku sempat hampir buat kecewa
dirinya karena sebagai provokator ide dies natalis sejak 2013, aku sendiri
tidak hadir (gapapa deh dianggap tidak berperan, yang penting terlaksana).
Sampai H-1 baru tak telfon dirinya mengatakan aku ga bisa ikut karena aku
sendiri sudah menjadwalkan jauh hari untuk kepergianku ke jogja saat itu.
Sekali lagi terimakasih demen and team.
Ada kebanggan tersendiri untuk
anak ini, mirip dengan Putra soniwao, tapi memang si demen ini lebih lumayan
ekstrem lah. Dia sebenarnya pintar, tapi kalau tidak menarik perhatiannya
beeuuh agak susahlah itu. Kalau “konser” sangat Total. Oh ia satu lagi
keberuntungan anak ini adalah, kalau gue foto, entah kenapa hasil fotonya
selalu keren, all out sesuai action situasinya foto. (paling ingat PALNGKARAYA,
ia kan demen?! Ya semoga kamu baca ini).
Apa yang saya cemburui dari anak
ini adalah ia cukup peduli sama teman-temannya. BAHKAN, ia memberitahu dengan
SMS kalau dia sudah berangkat ke bandara untuk kepulangannya ke NIAS. (cukup
santun…. Bukan?!). Teman curhat gue saat berdiskusi tentang teman-teman satu
kelasnya, (yaaaah paling tidak kitahu tahu ya demen bahwasanya aku perlu
kembali untuk kembali cuek pada jenis hubungan pertemnan/ persaudaraan yang
tidak sehat).
Oh ia, jangan pernah tidur bareng
anak ini, karena dirimu akan jadi bantal gulingnya. Jangan dekat dekatlah
pokoknya hahahaha.
Berton Junior Nababan
Ok, untuk anak mahasiswa yang
satu ini, tolong berikan saya waktu untuk berpikir ulang pengalaman dengan anak
ini (……..lebay lah – Tapi memang butuh
1x 24 jam untuk berpikir tentang pengalaman bersama anak ini)
Satu satunya mahasiswa yang
Sangat Sopan sampai pada pembawaannya yang sangat tenang. Mahasiswa yang
pertama kali pernah ngajak saya untuk makan siang bareng. Meskipun saat itu saya tidak memiliki
waktu bareng untuk makan. (saya minta maaf untuk ajakannya yang saya belum bisa
akomodir).
Satu-satunya mahasiswa yang dalam
keadaan tidak suka pun tetap melakukan yang bisa ia lakukan. Mahasiswa yang
saya lihat banyak dikorbankan, tapi kebiasaan habis manis sepah dibuang. Gaya
bicara anak ini santun, apalagi dalam situasi formal. Satu-satunya mahasiswa
yang memegang filosofis “coba dulu yang dipikirkan baru puas, setelah itu lihat
nanti” Hal ini membuat dirinya sebenarnya memiliki inisiatif tertentu.
Berbicara inisiatif anak ini
pernah sekali saya mintain tolong untuk masalah keran. Yang saya mintain tolong
bukanlah untuk perbaikin keran, tapi hebatnya dia punya inisiatif tersendiri,
ya meskipun sedikit mengalami kendala dan akhirnya dia bisa menunjukkan
niatnya.
Satu-satunya mahasiswa yang saya
percayakan kunci rumah untuk beberapa kali. (sebenarnya sulit sekali
mendapatkan kepercayaan saya dalam bentuk apapun itu, tapi mungkin hanya anak
ini saya berikan kunci rumah untuk beberapa kesempatan).
Satu-satunya mahasiswa yang tidak
mau memanggil saya “abang”, meskipun sempat pernah sekali memanggil saya,
(ketika saya lirk dia, dia lalu mengubah sapaan menjadi bapak).
Mengenai kebaikan, anak ini punya
prinsip “lebih baiknya kita ada saat teman butuh, daripada ada saat hepi hepi
saja”. Yah dari anak ini saya belajar dan mengingatkan kembali esensi berteman.
Mungkin ini adalah alasan banyak temannya mengingatnya atau bahkan ada juga
yang secara sengaja dan tidak sengaja memanfaatkan dirinya. Kepada anak ini
saya pernah sekali berdiskusi untuk masalah saya. Mungkin saat itu dia yang
saya bisa percayakan untuk tukar pikiran (Saya ingat, ia bahkan memberikan
waktunya. Ya dia menawarkan dirinya, untuk kesempatan itu dengan cara yang saya
anggap tepat, dia juga menawarkan dirinya berencana membangunkan saya saaat
akan kuliah pada jam 8 pagi,… memang waktu itu waktu tukar pikiran dimulai dari
jam 10 malam sampai pada jam 2;30 pagi dengan ditemani angin, hujan deras di
daerah Krakatau…..). Percakapan yang mengesankan itu mengingatkan kembali ke
saya dahulu yang harus lebih selektif memberikan perhatian. Ada juga statement
dari anak ini “bapak terlalu baik, dan sebenarnya, orang yang perlu ditakuti
itu orang baik , bukan orang jahat, karena kalau sudah tahu jahat pasti
dijauhi” (statement ini juga membuat saya berpikir ulang akan motivasi saya
untuk selalu memberi yang saya bisa, ternyata saya pun harus belajar untuk
konsisten memberikan yang terbaik yang saya berikan sesaat saya berada di
lingkungan kampus mereka).
Pada saat yang memang saya
butuhkan anak ini ADA. Hal terberat saat itu adalah ketika masalah dengan
temannya membuat darah rendah saya kumat, tidak bisa berbuat apa-apa, dengan
tangan kondisi bergetar, jantung lemah berdetak, dan keringat dingin, HANYA
anak ini yang dengan sigap membantu saya dengan perilaku. (Berbeda sekali
dengan teman-temannya yang sering memanggil saya ‘abang’ atau bahkan memiliki
sebutan khusus tertentu buat saya—ntahlah saya hanya berpikir itu saat saya
menulis ini).
Saya juga ingat saat pemulihan
darah rendah saya, saya dibantu sekali dengan kehadiran Berton dan adik kelas
yang memanggil dia TULANG yaitu PETRA MARTUA SIMBOLON (ketepatan satu marga
dengan saya), membantu saya untuk mencari daging kambing. (bila diingat –ingat
siapa yang duluan berjanji membantu, malah menyebut saya terlalu manja – but
it’s ok, bagi saya saat menulis ini, saya hanya ingin butuh bantuan dari orang
yang bisa saya percayakan). Saya pun ingat sekali saat itu bantuan mereka hadir
jam 09:45 malam. Memang anak ini satu-satunya yang bisa saya andalkan di Real
Life.
Berkali-kali saya meminta bantuan
dari anak ini, banyak hal memang, seakan akan saya meminta bantuan dari adik
kandung saya sendiri (entahlah adik saya mungkin belum 100% sempurna bisa
membantu saya). Sampai-sampai saya banyak bercerita tentang anak ini pada
orangtua saya, saya pertemukan dan saya juga bilang ke orangtua saya bahwa ini
adalah Adek Mahasiswa Na Burju.
Oke itu untuk saya
pertolongannya, untuk teman-temannya, YANG SAYA LIHAT ITU BANYAK. Dimulai dari
hal kecil menemani teman-temannya saat dia sendiri sibuk, Mengangkat beban
berat saat naik gunung, dan bahkan bila menjadi bahan tertawaan demi orang lainpun
saya lihat dia masih memberikan dirinya untuk membantu.
Namun dibalik semua ketulusan
pertolongan yang pernah saya terima dari anak ini adalah, jalan pikirannya
terkadang mengingatkan kejengkelan teman-teman saya dulu terhadap saya. Yaitu
“menghilang tiba-tiba”. Mungkin bukan saya saja tapi temannya yang lainpun
merasakan. Entahlah… apa yang membuat dia melakukan hal ini. Masih misteri bagi
saya. Kalau saya sendiri dulu menghilang dan loose contact karena saya dulu
terkadang ga mood untuk selalu dikerumunan (merasa terlalu sering hepi padahal
di dalam beuuuh…hahahahaha).
Yang saya pelajari dari anak ini
adalah kerja keras (dibalik semua kisah hidupnya yang mungkin pernah ia bagi ke
saya), sehingga sayapun memberikan prediksi kata-kata yaitu “hidupnya akan
berjuang”.
Kalau yang saya alami dengan adik
yang satu ini, pengalaman berharga adalah “berusahalah tulus”.
Terimakasih berton untuk
semuanya, alai marpaboa-boa ho da tu iba. Saya sendiri sebenarnya tidak
menganggap dirimu sebagai anak mahasiswa/alumni. Tapi sebenarnya saya sudah
menganggap kamu itu adik saya.
Sebenarya masih banyak yang perlu
diceritakan dalam blog ini tentang anak ini, hanya saja, biarlah segala
kebaikannya saya ketahui secara pribadi, dan besar harapan adik yang satu ini
aku lihat sebagai pribadi yang Sukses (tidak hanya derfenisi sukses menurut
awam) Tapi sukses bisa menuangkan apa yang menjadi buah pikirannya.
Yanta, mahasiswi yang dikenal
teman-temannya sebagai pribadi yang lebih religious.
Itu adlaah versi teman-temannya,
Kalau versi saya. Cerita dulu ya…hahha
Mendengar nama anak ini
sebenarnya dari cerita-cerita teman-temannya dan salah satu tenaga pengajar.
Kalau di kelas, saya bahkan hampir tiak mengetahui keberadaan anak yang satu
ini. DAN AKHIRNYALAH SAYA KETEMU. Yang saya lihat dari Profil PIC
teman-temannya sering sekali anak ini digambar sebagai sosok yang ada di
perkebunan semangka. Wooooww… menarik ni h bagi saya. (ingin berlibur ke tempat
daerah yang belum saya tahu sih tepatnya, sambil bisa ngenal karakter mereka)
Ke kepoan saya mempertemukan anak
ini dengan pola pikir yang cukup kritis.
Saya juga bahkan pernah ke tempat
anak ini ( YA ketempat keluarganya). Pulo makna….. tempatnya jaauh bangeeett, 2
jam perjalanan motor. OH EM GE, (ingat cerita ttg robin yang menjadi pemandu,
nah ternyata Robin pakpahan ini entah darimanalah ternyata berhubungan keluarga
dengan YANTA). Saya akhirnya bisa ketempat mahasiswa barengan dengan puluhan
teman2nya. YAAAH Mereka yang akhirnya tergabung dalam SFM. Saya nginap, saya
akhirnya makan daging kambing bersama dengan mereka (Keluarganya sangat
welcome).
Anak ini bagi temannya punya
bakat dalam melayani saat pelayanan Religius. Heeei ternyata anak ini pintar
juga looo memasak (yesss kalau manggang-manggang). Anak itu memiliki potensi
untuk mengarahkan orang lain (suatu potensi untuk jadi seorang pemimpin). Hanya
saja anak ini punya sedikit keteguhan hati yang merujuk ke keras kepala (hehehe
maaf yak YANTA, ada alasannya kok). Berikut ceritanya:
Naaah… saat itu saya dan
teman-teman mhsw yang melakukan pendakian sederhana ke Dua warna, banyak
teman-temannya yang seakan akan berusaha menarik ulur akan keikutsertaannya
(ternyata beberapa kali barengan, menurut demen, saat naek gunung, yanta jadi
pusat perhatian Karena akan membutuhkan pertolongan), EMANG SIH setelah naek
dan turun dari Dwi warna, dia itu sehat walafiat seketika, tapi sayangnya dia
ga lihat kondisi tubuhnya maen lanjut saja untuk kegiatan pelayanannya. DAN
TERJADILAH SAKIT MAAG yang berulang ke anak ini (mungkin keras kepalanya di
bagian ini kali ya, ada niat dia tersampaikan tapi dengan catatan peringatan
temannya dia yaaaah kembali ke rumah sakit deh).. hehehehe
Nah anak ini juga akhir akhir ini
membuat saya sedikit cemburu (gampang x ternyata saya cemburu hahahaha). Dia
menampilkan tempat-tempat ia pergi. DAAAN Bagi saya yang dalam sanubari
terdalam suka akan hal baru, maka saya cemburu haahhaa. Sebenarnya anak ini
sekarang memiliki focus pelayanan. Namun sangat banyak berharap dia juga bisa
menunaikan keinginannya untuk sebuah bentuk pelayanan Panti asuhan. Saya
menyenangi anak ini atas pola kritiknya, yang mengingatkan saya untuk tetap
juga bisa melihat 1 hal dari perspektif yang berbeda. (saat tulisan ini dibuat,
dia masih berjuang dan memiliki berpkir kritis dalam skripsinya. Semngaat
YANTA).
Atttaaagaaarrrlll….. anak ini
menjadi pusat saat orang tahu senyum dan tertawa itu seperti apa. Nak yang suka
sekali senyum, memiliki sekali keinginan untuk berbuat lebih, namun yang bisa
ia perbuat hanyalah membuat orang lain bisa senyum bahagia (INi lebih dari apa
yang bisa ditawarkan dalam bentuk materi). Will helmina sosok yang saya kenal
sebagai mahasiswi yang suka senyum. Suka tertawa juga (hampir sedikit sam
dengan mahasiswi bernama Mega). Bila temannya dahulu sering banget ingin
sekelilingnya. Namun ia terkadang kurang mau berbagi keluh kesahnya.
Untuk interaksi intense, anak in
sering tidak berada di sekitar seperti lainnya, dan ya saya pun tidak memiliki
momen seperti halnya Putra, berton n demen (para pria2nya). Yang saya ingat
dari anak ini adalah cerita-ceritanya dan bahkan kisah ttg mimpinya (mungkin
isi mimpi TIDAK ETIS, Krn saya pun JANJI TIDAK MENGUNGKAPKANNYA). Saya bisa
bersykur bisa tahu ada saja pribadi yang masih bisa bersedia paling tidak mampu
member senyum yang tulus (meski terkesan rapuh). Anak mahasiswi yang periang
sebenarnya menyimpan sesuatu yang belum ia ingin bagi, atau percayakan. Ia
selalu santun sama saya, bahkan ketika kedapetan sambil jalan dimana,
mengendarai motornya. Namun akhir akhir ini saya rasakan ia mulai menghindar
interaksi dengan saya sebagai mantan walinya di kampusnya. Saya hanya banyak
berharap anak ini bisa segera lulus dengan segala dinamika peraturan,
pengalaman pembimbingan, dan hal hal lainnya.
Semoga bisa cepat lulus ya will J.
Teman tapi hepi bagi banyak
teman-temannya
Dari pengalaman saya dengan anak
ini adalah selau pengalaman saat berada di dekat pintuk masuk kantor. Saya
selalu saja komen apapun yang dilakukan anak ini (maaf ya mega, ini saya
lakukan untuk kam kedepannya). TAPI apapun yang diberikan komen bahkan oleh
teman-temennya yang sayal lihat adalah, ia tidak muda BAPER (istilah sekarang),
Ia tidak mudah sensitive.
Oh yaa
Suaranya dia itu lumayan lo saat
karokean, dan saya selalu menyentil anak ini dengan sebutan suara “dam di dam
di dam.. hei hei sudah sudahlah” hehehe.. Anak ini pernah juga saya sentil
dengan menyamakan “kegirangan gokil” nya dengan salah satu presenter / DJ
radiolah yaitu geta bebhita.
Tidak banyak juga yang bisa saya
ceritakan tentang anak ini selain, awal tahun apa akhir tahun lalu ya, dia
mempersilahkan (atau saya paksa temannya juga ya), untuk hadir di rumahnya.
Saya bersama sama temannya ikut ke rumahnya untuk kumpul-kumpul saja.
Anak mahasiswi yang satu ini
ngajarin ke saya secara tidak langsung, seharusnya ada masa bersenang-senang
perlu untuk diingat bareng sebagai kenangan senang, bukan sebagai kenangan yang
membuat dirinya semacam tersudut. Karena saling senang itu artinya barengan
senang.
Mahasiswi yang satu ini adalah
salah satu mahasiswi yang secara fisik di kelasnya punya postur tubuh tinggi.
Anak kedua dan mungkin menurut saya memiliki peran berat seakan akan jadi “anak
pertama” bagi keluarganya, karena kakaknya di dapat beasiswa di luar negeri.
Percakapan yang intens yang
paling saya ingat dengan anak ini adalah dia meminta pendapat saya tentang ide
bisnis warnet. Saat itu saya berpendapat secara realistis dan mengungkapkan
realita warnet kebanyakan saat ini seperti apa (saat itu memang dia dan
keluarganya memiliki rencana dan mmg sudah proses eksekusi rencana tuk ide
bisnis tsb). Anak mahasiswi yang satu ini juga saya ingat pernah member
rambutan hasil perkebunan opung atau kakek/nenek ya saya lupa. Dan itupun
karena saya sekeda memberi komentar saat profil pic BBMnya ttg panen rambutan.
Saya berencana pesan saat itu tapi jarak waktu update phto ternyata sdh
berselang 1 atau 2 hari dan memang saat itu menurutnya rambutan diambil untuk
event apa gitu lupalah… n akhirnya malah dia di hari senennya dia bawa rambutan
banyak, dan bahkan memberinya secara gratis, lalu sayapun bagi-bagi ke tenaga
pengajar dan mhsw lainnya untuk sama sama menikmati hasil kebun keluarganya.
Yang saya ingat lagi adalah
ketika saya sendiri suka usil “teman deket pria”nya dahulu. Selalu saja, ketika
ada temen deket prianya mahasiswi yang satu ini, saya suka usilin. Krena memang
temen deket pria nya itu suka megusilin saya juga, so di depan mahasiswi ini,
saya sering usil juga hahahaha… yang paling saya ingat komentar mahasiwi ini
adalah (“kayak gitu adeknya…gitu abangnya ya”… ataauuu “ya abang adek memang
sudah terpisahkan”)
Mahasiswi ini juga yang sudah
bersusah payah menyediakan ttempat untuk aacara syukuran bersama. (entahlah
siapa sebenarnya berjanji sykuran bareng manggang-manggang, malah Anak ini yang
punya ide tempat). YAAA saya juga ingat anak ini aktif kalau sudah namanya
menngang-manggang (pernah sewaktu semua 2011 saya harapkan dtg krn khusus bagi
mereka).
Anak mahasiswi yang sebenarnya
saya ketahui punya impian sendiri, namun ia masih ingin menyesuaikan dirinya
dengan tuntuan lingkungan sekitar. Semoga ia bisa mencapai apa yang ia impikan.
Amin.
Salah satu mahasiswi dalam
bimbingan wali saya. Dia menjadi salah satu pribadi yang cukup dekat dengan
Putra. Ya, menurut ceritanya, Putra, Juli dan Depita punya semacam sebutan
tersendiri. Depita sebagai sekretarisnya putra, dan juli adalah bendaharanya putra.
Hahaha
Sebenarnya tidak banyak
berinteraksi dengan anak yang satu ini, tapi yang saya tahu dia sama sekali
tidak takut bila melakukan sesuatu yang memang dengan nyata hal tersebut adalah
benar. Pernah sekali saya mengutarakan bahwa saya dengan terpaksa memberitahu
percakapan yang telah terjadi antara saya, putra n depita, mengenai sesuatu
yang berhubungan dengan peraturan. Namun mahasiswi ini yang menjadi sosok yang
berani berkata dedngan cukup tegas. Ia mengakui apa yang layaknya memang benar.
(percakapan intens yang terjadi pada saat Ramadhan fair hehe).
Salut dengan kecuekan anak ini,
bisa memilah yang sesuai dengan kapasitasnya. Yang saya tahu, dia cukup dekat
juga dengan liat farida butar-butar. Selai itu sedikit banyaknya saya pun lupa.
(hehe maaf depita, saya belum sempat memiliki waktu bareng sama kalian semua
secara personal).
Mahasiswi yang mungkin pernah
membuat saya sedikit down akan penyelesaian skripsinya, Namun saya yang memang
harus berbesar hati untuk memahami kondisinya, saya memang tidak bisa
menantangnya lebih jauh untuk keikutsertaanya dalam siding gelombang pertama.
Mahasiswi yang satu ini juga terkadang
membuat saya heran-heran saat penyusunan skripsinya, namun termasuk yang cukup
mau untuk berusaha yaaa meskipun seesuai dengan keinginannya juga.
Pengalaman dengan mahasiswi yang
satu ini adalah ketika ia menampilkan perilaku yang menirukan salah satu iklan televise,
sayapun saat itu melakukan sentilan (ya sambil memuji sedikit mirip).
Selama 1 Tahun dari seminar lalu
ke skripsi, anak ini memang menunjukkan progress, Ya semoga saja dengan
perkembangan yang ia miliki , bisa melatih dirinya untuk bisa memiliki
integritas.
Sebenarnya belum mau menulis
tentang adik mahasiswa yang satu ini. Karena bagi saya, ada yang “unfinished”
(sesuai judul Blog ini)
Tapi sekilas saja yo,
Oke,,.. Wahyu adalah satu-satunya
mahasiswa yang melakukan semacam “permohonan”
untuk bisa terlibat dengan banyak kegiatan , dan terlibat untuk “mengubah
karakternya” (percakapan ini terjadi saat dia duduk sendiri di depan kantor dan
tiba-tiba menjumpai saya saat akan masuk kantor). Yaah dengan permintaan yang
demikian, saya sendiri berusaha menyanggupinya dengan mengajaknya dan bahkan
menjadi dekat dengan anak ini, memahami kaakternya untuk di diskusikan. Lalu
saya mengatkan ke rekan saya yang lain, bahwa saya hanya akan disandingkan
dengan anak ini bila ada kegiatan-kegiatan. Saat kegiatan pertama kali, saya
sangat ingat, dia adalah pribadi yang paling cekatan untuk mengatur filing (hanya
sedikit panduan dari saya, dia berusaha untuk memenuhinya -DAAANNN SEMUA REKAN
SAYA, MELIHAT PEKERJAAN ANAK INI MENJADI pusat perhatian, sehingga kedepannya
seakan-akan semua menginginkan anak ini). Setelah kegiatan pertama, menurut
temen-temennya, dia memiliki perubahan karakter kea rah yang lebih baik.
Teman-temannya mengapresiasi saya secara personal (PADAHAL BAGI SAYA,
SEBENARNYA BILA TERJADI PERUBAHANPUN ITU SEMUA KARENA DIRINYA MENGIJINKAN SAYA
UNTUK BERTUKAR PIKIRAN dan ATAS SARAN YANG SANGAT SEDIKIT, DIa mengijinjan
dirinya untuk berubah).
Bulan berganti, semester
berganti, banyak hal yang membuat saya dan anak ini menjadi dekat, sehingga ada
aja rekan saya mengatakan dimana ada saya kemungkinan ada dia. Atau kebalikannya,
jika membutuhkan pertolongan wahyu, mungkin yang bisa memohon padanya adalah
saya. Pengakuan teman-temannya, kalau saya itu seakan menjadi abang banget sama
dia, pengakuan salah satu adik kelasnya, saya dan anak ini memiliki kemiripan
siluet wajah (saya berdalih, itu karena hampir sering bersama, bahkan jarak
potong rambut tanpa pemberitahuan satu sama lain saja hampir berdekatan, dan
bisa jadi agak mirip potongan rambutnya). Yaaa… memang diantara semua adek2
2011 yang pernah ke rumah. Hanya anak ini yang lebih banyak nginap di rumah daripada
temannya yang lain.
Satu satunya mahasiwa yang
mungkin saya tantang untuk mengerjakan pekerjaan tugas akhir s2 (meski yaaah… saya tidak jadi
pembimbing utama, tapi pembimbing di luar kampus). Satu-satunya mahasiswa yang
mungkin menurut saya sudah dekat. Mungkin juga karena saat itu dia merasa sudah
dekat, dia bahkan membuat beberapa julukan, tapi yang paling saya ingat adalah,
baby brother (julukan yang ia beri saat hari ke dua di siantar thn 2015). Julukan ini cepat meluas karena dia
memberitahu julukan ini di depan rekan-rekan saya dan adik kelasnya. Saat itu
saya agak terkejut saja. Tapi saya tantang balik ke dirinya, apakah dirinya
sanggup menerima julukan itu juga (saat itu yang ada hanya tawa canda).
Mungkin karena saya terlalu
dekat, saya juga merasakan sedikir gesekan dengan anak ini (hal yang biasa
terjadi kalau semakin dekat dengan seseorang menurut ahli ahli psikolog). Saya
juga pernah seakan memaksakan, meskipun apa yang saya paksakan untuk
kebaikannya sendiri.
Secara detail, mungkin
saya akan berusaha menuliskan secara objektif pengalaman saya dengan anak ini
(meskipun tidak akan pernah dipublish karena bersifat personal). Yang mungkin
saya harapkan saat saya tulis ini adalah semoga saja bisa memiliki interaksi
yang baik kembali dengan anak ini. Saya memang merindukan sekali interaksi
dahulu. SANGAT!.
Mahasiswa yang saya tahu akhirnya
memiliki kesamaan tanggal ulang tahun dengan wahyu hahahaha.
Dari segi sifat, anak ini saya
tahu agak sedikit keras. Dia mungkin di awal perkuliahan dengan saya, cukup
frontal. Saya ingat sekali mungkin karena perkuliahan psikodiagnostik 3
akhirnya dia cuti. (saya sdikit merasa bersalah tapi yaaa memang mungkin sdh
shrsnya x yo – hehe). Herman yang akhirnya masuk ke kelas saya lagi, tampil
menjadi pribadi yang lebih dewasa, (ya , saya beneran sempat merindukan frontal
anak ini saat 2013, karena komunikasi dengan anak ini membuat kita belajar
juga), Dan hal ini ia tunjukkan kembali sekarang di 2015.
Baru secara cukup intens bareng
dengan anak ini di tahun 2015. Ya. Anak ini bisa dikatakan berusaha all out
untuk kegiatan yang sudah disepakatin bersama, dan akan bertindak untuk hal
yang memang sdh tidak pada jalurnya. Herman memiliki rasa humor yang biasa
namun ia cukup mampu menempatkan rasa santunnya juga pada saya.
Ia menjadi pribadi yang cukup
memiliki keberanian berucap pada koridornya sepanjang yang saya lihat (tidak
peduli pandangan siapapun, anak ini memiliki potensi dan menurut saya selalu
saja bentuk frontal dan ketegasannya bisa dipersepsi berbeda). Semoga herman
bisa lulus dengan defenisi kesuksesan yang sesuai semua pihak. Saya juga masih
berharap banyak sama anak ini.
Salah satu dari mahasiswi yang sempat
menjadi mahasiswa bimbingan wali, Pernah menerima beasiswa (meski bukan saat
itu saya usahakan, paling tidak saya bangga aja). Mahasiswi yang memiliki
kemauan untuk lanjut studi (semoga saja bisa dapat beasiswa). Saya mengingat
anak ini adalah sosok yang bisa mengerjakan scoring yang sangat cepat pada tes
benar salah, dan lebih menyukai hitungan skala need dr edwards daripada tes
hitungan Koran.
Anak ini terkadang punya selera
humor yang agak menyentil terutama bagi saya (ntahlah mungkin karena saya sudah
mendekatkan diri pada 2011). Pernah
banget saya mengatakan di depan salah satu pegawai, “mungkin saya akan
merindukan kalian kalian 2011, karena saya merasa sudah dekat”. Dia menyapa
dengan guyonan “ saya gat uh pak, saya ga merasa dekat”. Lalu kata pegawai, “
ya itulah bapak itu”. Saya pun menyapa “ ya saya saja juga merasakan gapapa
kok, lagian saya ga memaksakan kalian kok, toh rasanya itu di saya aja”. Dia
menyapa “ hehe hehe”.
Saya sebenarnya pengen banget
berfoto dengan anak ini saat setelah sidangnya, namun saat situasi yang tidak
tepat, saya mengurungkan niat saya.
Sosok anak ini memiliki impian tersendiri dan ia mungkin ingin lanjut
s2, terbukti dari niatnya ambil sana sini info dan ikut les toefl, YA semoga
saja ia bisa mencapai apa yang bisa ia impikan. Amin.
========== Blog ini pun masih
terasa belum lengkap dan sempurna, seperti judulnya akan selalu ada sesuatu yang
belum selesai untuk diceritakan ========
Bagi saya, semua anak 2011
memiliki kesannya sendiri. Terimakasih untuk 2011 yang pernah menerima saya
juga tidak sebagai tenaga pengajar namun sebagai lebih daripada itu. Entahlah
saya yang merasakan sendiri namun, saya banyak berharap pada angkatan pertama
tempat saya mengajar, menjadi angkatan yang mampu menunjukkan kesatuan diantara
mereka.
Terimakasih sudah pernah
meramaikan rumah saya dengan acara manggang sederhana, terimakasih untuk setiap
dari kalian. Catatan akhir Tahun ini khusus untuk 2011 saja karena saya sendiri
sudah merasa feel being friends. Suatu saat berharap melihat mereka dari jauh dengan
bergumam dalam hati : “saya pernah menjadi teman belajar mereka”.
1 komentar:
Selamat sore mas, mohon maaf sebelumnya saya thian mau bertanya apa masnya kenal dengan Demen Sanjaya Putra Harefa?? mohon bantuannya mas saya kebetulan ingin meneliti tentang QWL nah jurnal yg bersangkutan atas nama tersebut. saya berencana ingin menggunakan skala QWL tersebut karena tidak tercantum di skripsinya. terimaksh mohon bantuannya mas.
Posting Komentar