Sabtu, 01 November 2014

MASIH SEBAGIAN KECIL PERJUANGAN DIES NATALIS

Malam ini ntah mengapa ingin menulis sesuatu tentang semua yang telah terjadi saat pengalaman dies natalis fakultas psikologi , tempat saya memberikan waktu untuk mengabdi. Ya mengabdi. tepat tahun 2013, saat semuanya serba sibuk a sampai z, saaat pertama kali saya bergabung dengan tempat ini. hal yang selalu saya dengar, angkatan ini pasti akan begini, anak-anak pasti begini ...bla bla sampai hal yang berulang saya dengar adalah ikatan alumni mahasiswa tempat ini yang segera kadaluarsa. Saya mendengar, dan tanpa rasa bersalah memberikan ide untuk jalan keluar. "bagaimana kalau ada dies natalis, belum pernah dirayakan toh" semua memandang saya, lalu saya lanjutkan "disitu bisa diundang para alumni, dan bisa didekati"..... tidak berapa lama saat ide tersebut, hanya dianggap angin lalu. masuk Tahun 2014, dengan segala dinamika berpikir bahwa saya masih dianggap tenaga pengajar yang tidak ada apa-apagnya. (kasihan memang... tapi itu realita, sampai saat ini) Selama satu semester mencoba bertanya pada anak-anak mahasiswa apakah mereka tahu kelahiran fakultas mereka sendiri. Sayangnya 0 orang yang tahu. (JIKA YANG MEMBACA BLOG INI MERASA SAAT ITU TAHU, SAYA BERANI UNTUK BERHADAPAN LANGSUNG) Hati Gusar, bagaimana mungkin mau bergerak, bahkan tidak ada yang bisa mengharga fakultas ini. Lagi2 saya teringat, saya adalah orang baru yang masih dianggap sangat HIJAU. Bulan Juli, saat saya diikutkan pada suatu kegiatan di siantar. Saat mobil akan bergerak saat itu saya meminta Ketua BEM duduk di depan bersama supir dan saya sendiri. saya bertanya, saya mengajak, saya memohon untuk dilaksanakannya ide dies natalis. karena ini adalah saat yang tepat dimana angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 masih ada, dan calon mahasiswa baru 2014 pasti akan ada pada perayaan. 5 stambuk saling kenal dan mengundang alumni. Saat itupun Ketua BEM mengatakan diusahakan namun masih pesimis. saya bertanya kenapa pesimis, (detailnya pembaca tidak perlu tahu), lalu saya pahami kebenaran ceritanya sampai saat ini. Karena saya juga korban orang yang dianggap masih HIJAU. waktu berlalu sampai pada bulan agustus, saya mendekati lagi salah satu anak mahasiswa bernama demen sanjaya harefa. saya memilih anak ini, karena dia pernah dianggap tidak bisa memimpin untuk sebuah kegiatan kemahasiswaan. PADAHAL, saya tahu banget kenapa dia belum berhasil. Demen lalu mencoba membuat proposal, banyak ide yang ia tuangkan. mungkin salah satu idenya out of the box mengingat kondisi anggaran yang sama sekali tidak disupport oleh pihak yang akan dirayakan. saya masih ingat sekali bagaimana perjuangan proposal ini untuk disahkan. Dia membuat proposal, lalu diskusi sama saya, bahkan ada tenaga pengajar yang saya ingat persis mendatangi dirinya untuk mengetahui dan membuat ide-ide. Saat itu saya terdiam saja, melihat semuanya memang saya serahkan sama demen. proposal selalu didiskusikan dengan tim yang telah dibentuknya. kemudian demen pada saat buntu pernah bertanya pada saya bagaimana. saya memang menolak karena saya yakin dia memang bisa memecahkan. Namun demi waktu yang sangat singkat sayapun masih mencoba bertanya padanya rencana rundown acaranya. saya kagumi dan saya apresiasi ada ide-ide bagus. saya juga ga kepikiran ada pelepasan balon. Saya HANYA memberikan saran mengenai acara kebaktian, pemotongan kue, yang selalu menjadi perdebatan.\ TAPI yang pasti. saya memberikan hak penuh pada Demen sebagai Ketua. Proposal jadi. saya ingat sekali hari rabu diberikan. proposal tertahan selama dua minggu, DAN HASILNYA ADALAH HANYA penambahan OTORITAS, lalu proposal sah. (bingung sih iya, karena siapa yang akan dirayakan, siapa yang inisiatif, siapa pelaksana, siapa tinggal duduk tenang menikmati semua hasil dies natalis ini BELUM LAGI SAYA SANGAT KERAS DI FACEBOOK!!!) Lalu proposal dijalankan. NGERINYA!!! PENGALAMAN YANG SAYA TANYA DARI DEMEN SEBAGAI KETUA, SAAT JERIH PAYAHNYA UNTUK MENJANGKAU ALUMNI ALUMNI BANYAK YANG TIDAK SUKA, ALUMNI BUKA-BUKAAN SETELAH MEREKA LULUS. SAYA SENDIRI DIPOSISI DEMEN BAKAL PESIMIS, MENGINGAT DIA DAN TEMAN-TEMANNYA TERMASUK BERTON (KETUA BEM), ROBIN, MUNGKIN ADA PETRA (ADIK KELAS MEREKA) ==== SAAT ITU SAYA TERDIAM MENDENGARNYA MASIH MENCOBA BERPIKIR, BAGAIMANA MUNGKIN ALUMNI DALAM HAL INI ABANG DAN KAKAKNYA SENDIRI BISA TIDAK KENAL DAN BERPERILAKU SEPERTI INI PADA MEREKA ==== Mungkin banyak pengalaman pahit mereka yang saya tahu. Saya memang sedikit merasa bersalah karena ide dies natalis ini akhirnya dijalankan. TAPI ide ini harus dijalankan. Saya juga merasa bersalah saat perayaannya saya sendiri tidak hadir. Saya memang tidak memberitahu demen karena jadwal saya melakukan penelitian ke jogja sudah fix jauh sebelum ditentukannya tanggal perayaan dies natalis. saat itu ada ketakutan bila diundur hanya karena saya (KARENA SAYA MENGAKUI SAYA LAH ORANG YANG PALING MENGINGINKAN DIES NATALIS DENGAN TUJUAN IKATAN ALUmni DAN MAHASISWA) bakal diundur lagi oleh pihak lain saya mengaku pada ketua BEM saat H-5. karena saya berangkat H-2 nya ke jogjakarta. SAya mengaku pada Demen pada saat H-1 malam hari via telepon. saya mendengar kekecewaannya. saya seakan akan meninggalkan. Saya juga mengatakan boleh kamu tidak memaafkan. lalu, untuk menurunkan rasa bersalah saya pada semua panitia, saya menelfon mahasiswa yang pada saat itu bisa saya percayai (saat ini mungkin tidak lagi). Saya menelfon mereka malam hari dan keesokan paginya untuk tetap meminta para tenaga pengajar, fungsionaris tetap berada di tempat sampai acara benar benar selesai. TAPI APA DAYA!!! DIES NATALIS FAKULTAS PSIKOLOGI PERTAMA KALI DALAM 13 TAHUN, DIES NATALIS YANG PESERTANYA DARI MINIMAL 5 ANGKATAN, DIES NATALIS YANG MENGUNDANG ALUMNI TERBANYAK UNTUK PERTAMA KALINYA, SEMUANYA MENGALAMI KETERBATASAN!!! MOMEN DIES BELUM DIMANFAATKAN UNTUK SALING KENAL ANTARA DOSEN, MAHASISWA, TENAGA ADMINISTRASI, ALUMNI YANG PALING FATAL BAGI SAYA SAAT ITU, DIES NATALIS UNTUK MENDEKATI ALUMNI DALAM RANGKA MEMPERBAHARUI IKATAN ALUMNI, PUPUS SUDAH. MUNGKIN IDE INI MASIH DIANGGAP HIJAU... MUNGKIN SAYA MALAH DIANGGAP HANYA SUKA HURA-HURA. TAPI YAH SUDAHLAH... AKU HANYA BISA BERTERIMAKASIH PADA KETUA PANITIA (DEMEN SANJAYA HAREFA) DAN KETUA BEM (BERTON NABABAN) SERTA PANITIA DIES NATALIS 2014. TERIMAKASIH SUDAH MERAYAKAN PENGHARGAAN UNTUK DIRI SENDIRI. TERIMAKASIH... NAAAH......satu lagi......BAGI YANG MERASA PENCETUS DIES NATALIS INI ADALAH ORANG LAIN.... SILAHKAN LANGSUNG MENGHADAP SAYA... KARENA APAPUN IDE YANG SAYA BERI, ITU SEMUA DEMI TUJUAN YANG LEBIH BESAR, YAITU KEBERLANGSUNGAN FAKULTAS ANDA SENDIRI. Tulisan ini sebenarnya dibuat untuk menyadarkan pihak-pihak / individu-individu tertentu. JIKA SUATU SAAT ADA PENEMUAN YANG DAPAT MEMBACA SEMUA MEMORI PENGLIHATAN, PENDENGARAN MANUSIA, SAYA ORANG PERTAMA YANG MAU UNTUK MEMBUKTIKAN SEMUA KEBODOHAN, KEBOHONGAN PARA PENDUSTA, DAN PENJILAT!!!...