Senin, 09 Mei 2016

Liburan 5-6 Mei 2016 (pengalaman berharga lainnya)




Sebagaimana dilakukan oleh banyak pekerja lainnya, saya juga memanfaatkan liburan pada tanggal 5-6 mei. TO be honest, liburan ini sebenarnya bukanlah liburan yang dinikmati orang pada umumnya, namun sebenarnya defenisi liburan disini bagi saya pribadi adalah pergi ke rumah salah satu warga dibelahan desa atau kampung mana, lalu menginap dan menikmati lingkungan mereka untuk satu atau dua hari kemudian. Sedikit ala backpack tapi bukan liburan ngemat.
Liburan ini pernah saya lakukan di jogja, semarang dan salatiga. Well semuanya saat saya studi lanjut s2 di ugm Jogjakarta.
Liburan ini sebenarnya lebih dikarenakan sebagai bentuk pelarian dari aktifitas yang sangat membuat mumet. Hahahaha (dalam 3 tahun terakhir akhirnya bisa juga buat mumet kerjaan sekarang -  but still keep fighting).
Saya tinggal di salah satu rumah mahasiswa. Dengan dinamika saya dikira mengajak untuk kegiatan prmosi dan adanya persepsi buruk terhadap saya oleh beberapa mahasiswa yang mengganggap saya ini itu, dan lalu dikira mengutamakan kerjaan promosi daripada bakti sosial. (WHAT THE PERCEPTION… MUNGKIN PERLU MIKIR ULANG MENURUT SAYA)… Saya JADINYA 100 persen LIBURAN versi saya.
Saya menikmati kota yang selalu saya lewati sesaat saya akan berangkat dari siantar tempat kelahiran saya ke medan. DImanakah itu?? Ya kawasan Lubuk Pakam.  Dengan menggunakan kendaraan motor, saya pergi bersama mahasiswa tersebut, menikmati malam dengan macet2nya (dalam hati ini toh perasaan orang yang dilalui kalau bepergian dan macet malam sebelum liburan, SAYANG SEKALI saat itu yang kurang adalah MUSIK karena earphone ketinggalan).
Berbekal baju seadanya yang dibawa, memakai handuk, menikmati malem dan akhirnya sampai dari perjalanan yang seharusnya ditempuh 30 menit normal menjadi 1 jam 50 menit… hahaha (beginners bagi saya).
Pada Pukul 10 malam sampai, dan siap siap langsung capcus makan. Ya untuk pertama kalinya saya menikmati tempat makan dengan pemandangan kereta api langsung berjalan depan saya, hahahaha.. Ternyata ini toh kehidupan lain dari masyarakat disini. Setelah makan minum dan sedikit ngalor ngidul sampai jam 1 pagi, saya dan 2 mahasiswa akhirnya pulang, berberes dan tidur. Mungkin bagi yang segenan sama saya (termasuk mahasiswa yang empunya rumah), belum tahu, kalau saya bisa tidur dimana saja. Saya bersama satu mahasiswa (saya sering panggil anggia di chat),  tidur di lantai dengan alas tikar, dan saya lebih menikmati kesederhanaan tersebut.
Pagi hari jam 6 lewat kita terbangun (sebenarnya jadwal bangun saya juga), melihat sekeliling, berlagak rumah sendiri (karena penyambutan mahasiswa di rumah yang ramah), membangunkan mahasiswa tsb belagak membangunkan adek sendiri untuk membeli makanan. Namun yang saya temui adalah, si mahasiswa yang cukup sering manggil saya among di chat ini, dia malah menampilkan diri sebagai sosok anak yang taat pada orangtuanya (IBU), mengantar orangtuanya untuk ke sawah.
Setelah ia mengantarkan orangtuanya, ia kembali ke kita untuk mengajak makan pagi, saya tertarik cukup girang untuk makan pagi dan sedikit melihat kota ini. Kita makan di sebuah pusat pasar dimana menyatu dengan pusat perbelanjaan. Bayangin aja kita ke pasar semaca pasar tradisional namun tiang parkirnya seperti yang kita temukan di pusat perbelanjaan. Sesuatu ya (pengalaman baru aja menurut saya).
Kita makan lalu saya inisiatif untuk masak sebagai bentuk apresiasi telah memberikan  kesempatan untuk tinggal di rumah. Saya belanja di pasar tersebut, beli tempe, tepung, dan sayuran mix ala chapcai sederhana hahaha.
Setelah selesai berbelanja, kita langsung ke rumah, seperti menganggap ruah sendiri saya masukin semua bahan belanjaan pada kulkas. Hihihhi.. so homi saj amenurut saya. Setelah itupun kita siap siap untuk gereja. (libur hari merah hari kenaikan isa almasih). Pengalaman lain yangs saya temukan di gereja adalah saya berada di gereja yang selalu saya lihat selama perjalanan ke medan, ya gereja itu dekat sekali dengan RUmah sakit medistra. 

Waaah bagi saya ini pengalaman agak unik, mengingat dulu pernah berpikiran pengen berkunjung, eh tak taunya malah beneran gereja disitu. Ada yang baru saya lihat untuk pengalaman ke gereja ini. Jemaat yang cukup minim saat itu, dan pengkotbah yang tidak biasanya yaitu seseorang dari jemaat yang mengambil peran sintua (bukan pendeta atau yang memiliki tahbisan pengkotbah). Saya berpikir, ini pengalaman baru lainnya.
Lalu saya ambil foto foto hebring sendiri. Setelah foto-foto, saya melancarkan aksi yaitu  melakukan legiatan memasak dengan bahan yang telah saya beli sebelumnya. Hahahah asik sekali memang, memulai masak lagi apalagi memasak untuk orang lain, saat itu saya memasak tempe goreng dan simple chapcai hahahaha..


Bahkan saya meminta mahasiswa lain yang berada di kota itu untuk hadir menikmati masakan saya. Yah, memang rasanya ada keraguan untuk memasak kembali mengingat sudah hampir jalan 20 bukan saya ga masak lagi, apalagi di awa komen salah satu mahasiswa terceletuk, bukan vegan (karena bahan bahan saya banyak sayur). Lalu bahkan dari dirinya sendiri berkata, “baru kali ini makan sayur enak kurasa” setelah mencicipi, well disitu saya sedikit merasa senang, yaaah yang penting pernah masak lagi. 


Siang berlalu ke sore, kita istirahat ngalor ngidul lagi, kemudian inilah pengalaman seru lainnya. Pada malam hari, kita diminta oleh mahasiswa yang punya rumah, untuk ikut melakukan aktifitas jaga air.loh kok air dijaga? Ya ternyata ini lah penjelasannya, sebagian masyarakat di pakam hidup dengan pertanian, dengan kondisii kekeringan, dan bendungan yang saling menjaga, cenderung ada kesan rebut-rebutan air. Sehingga waktu untuk menjaga padi tetap terairi bisa dilaksanakan mulai dari 10 malam sampai jam 6 pag- atau bahkan sampai jam 10 pagi keesokan harinya (sebuah perjuangan bukan).
Namun mari saya ceritakan, saya hanyalah berperan mengikuti, kami pergi ke 3 tempat yang berbeda mencari aliran air dari beberapa bendungan untuk mengalirkan air ke sawah milik orangtua mahasiswa dan beberapa warga lainnya. Bergerak dari jam 9an pergi malam malam menjalani sawah, mengikuti kawanan yang mencari sumber air, membuat saya berpikir kembali ternyata sebegininya perjuangan para petani saat ini, belum termasuk mahasiswa saya yang membantu orangtuanya.  Ada perasaan dimana saya merasa was was, karena air adalah sumber untuk penghidupan sawah maka tidak mungkin hanya kami yang mengusahakan pasti ada yang lain, sehingga terkesan rebut merebut air. Kami bahkan pergi melewati bangunanan jalan TOL dan melihat aliran air. Sampai pada masa berusaha membendung aliran air yang seharusnya mereka dapatkan, saya melihat memasuki  genangan air selutut, dengan kondisi sangat gelap (hany bermodal lampu senter dan lampu led) , memegang tanah, memasukkan gundukan rumput , hanya untuk mengairi sawah mereka. Sampai jam 12an menuju jam 1 akhirnya kegiatan jaga air selesai di bagian kami.  Namun di orangtua mahasiswa dan warga lainnya masih berlanjut untuk melihat kontinuitas air bisa mengairi sawah. 

Kami pulang dan istirahat, lalu keesokan harinya pada jam yang sama saya melihat kembali akktifitas dimana mahasiswa ini memasak untuk ibunya yang semalaman telah menjaga air untuk sawah mereka. Ya sampai kami berkunjung kembali ke sawah, kami baru melihat penambahan maksimal 1 cm air dari kebutuhan sawah mereka saat itu. Ternyata ini yang mereka usahakan. Usaha berat, memang namun inilah pengalaman yang saya pelajari untuk menghargai konsumsi nasi selama ini. Ya saya memang tidak dari keluarga petani, namun saya pernah dulu sering ke sawah menemani orangtua, mencangkul dan merawat padi dari serbuan burung burung. Namun pengalaman jaga air kali ini membuat saya semakin menghargai usaha para petani.
 

Sorenya saya berkunjung ke rumah salah satu mahasiswi, kemudian saya tersadar banget dengan kondisi kehidupan mereka, saya merasa bersalah dengan melihat kondisi rumahnya dengan kondisi yang harus dia jalani dan beban dari tempat ia belajar. Say bercerita banyak dengannya dan berharap dia bisa berusaha untuk mampu mengungkap semuanya. Sungguh saya sendiri merasa tersendir dengan tuntuan yang diberikan kepadanya. (namun tidak perlu detail yah disini). Dan menyempatkan untuk lihat sawah2 juga hehehe


Liburan ditutup dengan makna kehidupan yang saya bisa pelajari. INI liburan saya sebenarnya.

Tidak ada komentar: