Tulisan in hanyalah sebuah review melihat semua dinamika
bagaimana seorang mahasiswa sebaiknya atau seharusnya. (terserah bagi anda
pembaca)
Dikatakan Mahasiswa maka dia akan memiliki privilege (hak
istimewa) untuk menjadi kaum cendikiawan nantinya. Dikatakan cendikiawan
artinya , mengkhususkan dirinya dengan perkembangan intelektual untuk memahami,
menganalisis, dan membuat solusi dari sebuah masalah. Tidak hanya current issue
(masalah yang sedang terjadi) bahkan future issue ( isu /masalah yang akan datang).
Mahasiswa adalah sosok yang sudah sering kita bosan dengar sebagai “Generasi
penerus”.
Menurut saya ada 2 tujuan kuliah
1. A Untuk bekerja
2. B.
Untuk menciptakan pekerjaan
Mari saya bahas satu
demi satu.
A. TUJUAN KULIAH UNTUK BEKERJA.
Hal ini sangat lumrah mengingat motif (niat, alasan) umum seseorang mengambil keputusan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi, adalah sebagai syarat untuk melamar pekerjaan. Yah sebagai syarat mengambil pekerjaan baik yang diminati maupun dituntut (oleh orangtua ataupun lingkungan sekitarnya – coba ingat kamu diminta untuk jadi dokter, tentara dsbnya).. Jadi kalau untuk bekerja bagaimana rupanya?
Hal ini sangat lumrah mengingat motif (niat, alasan) umum seseorang mengambil keputusan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi, adalah sebagai syarat untuk melamar pekerjaan. Yah sebagai syarat mengambil pekerjaan baik yang diminati maupun dituntut (oleh orangtua ataupun lingkungan sekitarnya – coba ingat kamu diminta untuk jadi dokter, tentara dsbnya).. Jadi kalau untuk bekerja bagaimana rupanya?
Biar saya kasitahu, tempat yang
anda tuju nantinya untuk bekerja, TIDAK
INGIN LULUSAN MENTAH. Mentah memiliki banyak defenisi. Namun bila anda tahu,
semua tempat pekerjaan memberi persyaratan pertama dengan catatan IPK (indeks
penilaian kumulatif). Yah IPK memang tidak penentu segalanya NAMUN
IPK lah yang menjadi persyaratan pertama lulusan dalam seleksi berkas
sebelum masuk ke tahapan berikutnya.
Mengapa IPK? KARENA PERUSAHAAN MANAPUN MEMPERCAYAKAN INSTITUSI MENGUKUR KEMAMPUAN
KULIAH MAHASISWANYA DARI IPK. Ingat!, bagi anda calon fresh graduate, tidak
ada alasan bagi anda tidak menghiraukan IPK. SO, bila anda kuliah, jangan buat
standar IPK anda hanya 3.0 saja. Terutama bagi anda yang menjadi lulusan
perguruan tinggi swasta. Pernahkah berpikir mengapa lulusan swasta sampai saat
ini masih dikhususkan memiliki persyaratan
IPK lebih tinggi dari negeri? .
Jadi, Jika sampai saat ini
(sampai tulisan ini di posting) syarat IPK bagi lulusan perguruan tinggi negeri
adalah minimal 3.0, maka akan ada
kemungkinan ratusan ataupun ribuan calon
pelamar yang memiliki IPK minimal 3.0 dari jurusan yang sama untuk melamar
posisi yang sama. PADA UMUMNYA, perusahaan akan melakukan perangkingan untuk
menentukan siapa yang akan lanjut di tahapan berikutnya.
Contohnya, jika anda memiliki IPK
3.01, dan kemudian anda melamar dimana ada ratusan orang lain, yang memiliki
IPK diatas 3.2, maka perusahaan biasanya memiliki kebijakan melakukan
perangkingan, sehingga terpilih best of the best dalam seleksi berkas. DAN ANDA
berada dalam urutan terakhir.
Belum lagi di beberapa perusahaan
ternama, memberikan persyaratan lebih tinggi, terkadang Syarat IPK minimal 3.25
sampai 3.5 dan tetap melakukan perangkingan seperti yang sebelumnya saya
jelaskan.
MAKSUD SAYA, JIKA ANDA KULIAH UNTUK BEKERJA, JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN
IPK.
SO?!! Haruskah pintar untuk dapat
IPK? Haruskah ngopek? Haruskah menjilat dosen? Haruskah mencontek teman?
Haruskah melakukan tindakan tidak terpuji lainnya??
Ayolah… anda lebih tahu gaya
belajar anda saat kuliah.
Kalau kita menyadari kita kurang,
maka kitalah seharusnya lebih berusaha, bukan menyalahkan teman yang tidak beri
catatan, bukan menyalahkan orang lain tidak beri contekan, bukan menyalahkan
dosen yang dibilang killer, atau bahkan dibenci secara turun temurun (ataupun
uda benci sama dosennya karena kebencian diturunkan individu yang merasa
dirinya sebagai kakak abang senior).
Pengalaman beberapa alumni yang
telah mencoba salah satu BUMN, yaitu
PTPN IV (perusahaan perkebunan ), juga mengaku merasakan kesia siaan karena
selama kuliah mengandalkan “yang penting lulus”. Ternyata ada Tahapan tes yang
menguji keilmuan yang dimiliki oleh alumni. TIDAK SAMPAI DI PEMBUKTIAN IPK, TERNYATA DI TES ILMUNYA JUGA YAAAH
Pengalaman Teman saya sebagai
seorang recruiter di SAS GROUP, juga menemukan hal yang sama. Ia menemukan
beberapa lulusan kuliah yang memiliki IPK diatas 3.5 saat diuji keilmuannya pun
dalam wawancara ternyata memiliki hasil yang kosong, padahal lulusan baru saja
wisuda.
KEMUDIAN!!
Lalu ada persyaratan lain jika
kuliah untuk bekerja? Ada begitu banyak, namun sesemua persyaratan ini diwakili
dengan 2 kata (kemampuan dan karakter). Kemampuan terlihat dari akademisi (IPK)
dan penyelesaian masalah lainnya (sehingga ada tahapan seleksi dengan ujian
kemampuan- CPNS juga menerapkan hal ini)
SO JIKA ANDA KULIAH UNTUK BEKERJA, JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN KEMAMPUAN
PENYELESAIAN MASALAH APAPUN SELAMA ANDA KULIAH
Lalu ada kata KARAKTER, So jika
anda pintar, anda hebat dalam menyelesaikan masalah, apakah perusahaan ingin dikuasai
oleh orang egois?, orang yang suka adu domba lainnya? Orang yang hanya maksimal
bekerja selalu sendiri ?, Orang yang tidak tahu berkomunikasi?, Orang yang
tidak tahu menempatkan ucapan formal dalam forum atau sosial?, orang yang tidak
cepat tanggap (inisiatif)? Orang dengan ketidak stabilan emosi? Atau lainnya
Semua yang saya sebutkan
sebelumnya adalah ciri-ciri /sifat / karakter.
Pada saat Anda memutuskan untuk
memasuki perkuliahan, ingatlah usia anda berada pada usia yang seharusnya
mencari jati diri (menurut ilmu yang saya pelajari), yaitu usia minimal 17 atau
18 Tahun. Artinya, ada 17 Tahun waktu yang telah anda lewati untuk menjadi saat
seperti ini.
Dan karena anda memutuskan kuliah untuk bekerja,
maka seharusnya anda berpikir ulang untuk segala karakter yang anda miliki.
Apakah anda memang sudah memiliki karakter yang diinginkan oleh tempat yang
anda tuju untuk bekerja? INGAT, MEREKA
TIDAK INGIN LULUSAN MENTAH KARAKTER PULA.
Mari saya ajak berlogika, Setiap
pemilik tempat bekerja sangat menginginkan keuntungan layaknya pebisnis dengan
hitungan untung rugi.
Tidak ada tempat yang ingin
menerima calon lulusan yang tidak siap untuk bekerja, tempat mana yang ingin
menghabiskan dana untuk melatih inisiatif anda, untuk mengajarkan anda memiliki
emosi yang stabil, mengajarkan anda untuk bertata sopan secara forum tim,
mengajarkan anda untuk berkomunikasi??
Hitungan bisnisnya adalah jika
saya bisa mendapatkan satu barang yang berharga 5 rupiah yang dapat
menghasilkan 20 rupiah, mengapa saya harus mengambil barang yang berharga 1
rupiah yang hanya menguntungkan 2 rupiah?.
Calon pekerja merupakan asset
bagi tempat penyedia pekerjaan. Jadi bagaimana anda memiliki harga 1 rupiah
yang nyatanya bisa memiliki harga 5 rupiah dan berpotensi menghasilkan 20
rupiah? Semua ada di karakter.
ANDA perlu belajar dalam sebuah
kelompok, Kelompok adalah representasi tim kerja saat anda akan bekerja di
sebuah perusahaan, sekolah, rumah sakit dan bahkan praktisi dokter yang buka
praktik sendiri pun perlu bergabung dalam sebuah kelompok untuk mengetahui
perkembangan imu kedokterannya seperti kelompok IDI (ikatan dokter Indonesia).
sehingga jika anda kuliah untuk
bekerja jangan menyepelekan Tugas kelompok. Selain anda belajar untuk
memecahkan sebuah masalah keilmuan dari jurusan yang anda pilih, Anda sedang
belajar untuk berkontribusi, anda sebenarnya juga belajar berkomunikasi dengan
orang lain, belajar mengungkapkan kesalahan orang lain dalam satu tim dengan
bahasa yang bisa diterima, belajar untuk menahan emosi, belajar untuk
mengetahui dan bertanggungjawab porsi tugas masing masing, dan belajar
pergesekan karakter anda dengan karakter orang lain dalam sebuah tim.
INGAT, Tidak hanya anda yang
berusaha untuk menempah dirinya lebih baik dalam bersaing untuk mendapatkan
pekerjaan yang diimpikan.
Mungkin ada puluhan atau ratusan
calon lulusan yang sangat serius dengan perkuliahannya. LAGI LAGI TEmpat yang
anda tuju untuk bekerja, Tidak mungkin menerima semua orang tersebut, dan
kembali lagi, anda pun akan di rangking berdasarkan hitungan untung rugi, untuk
diterma bekerja.SO Bagaimana anda memiliki karakter yang tepat, jika anda
sendiri belum mau untuk berkelompok baik untuk tujuan sebuah kelompok. KARENA
PERUSAHAAN< RUMAH SAKIT, SEKOLAH, KOMUNITAS APAPUN NAMA TEMPAT KERJANYA
ADLAH BENTUK DARI KELOMPOK ATAU BAHASA KERENNYA ORGANISASI.
Lakukan tiga hal yang telah saya jelaskan bagi anda yang memiliki
tujuan kuliah untuk bekerja
B. LALU BAGAIMANA BILA TUJUAN KULIAHNYA ADALAH MENCIPTAKAN LAPANGAN
PEKERJAAN?
Stop!! Jangan bohongi diri
sendiri, persentasi mahasiswa untuk memilih tujuan ini bisa dikatakan kurang
dari 1 persen (melihat pengalaman saya sendiri pernah jadi mahasiswa, melihat
pengalaman mahasiswa yang selama ini saya interaksi).
Ayo jujur. Apakah anda sampai
saat ini punya tujuan ini??
Biar saya beri tahu dulu
pengalaman saya dengan salah satu teman saat saya menjadi mahasiswa S2 jogja,
saya bertemu dengan johan hag salah satu pertukaran pelajar dari swedia. Dia
mengaku keanehan mengapa banyak yang ia temui banyak sekali tidak memikirkan
masa depan selain bekerja di tempat hebat, yaitu menciptakan pekerjaan yang
hebat dan yang disukai.
Pada pertemuan workshop dengan narasumber dari kementrian hak kekayaan intelektual, mengatakan Di Negara CIna yang sangat berkembang saat ini, ketika mahasiswa banyak berkumpul, itu cenderung membicarakan bisnis apa yang akan mereka buat, BANDINGKAN dengan mahasiswa di INDONESIA yang kalau berkumpul cenderung bicarain orang lain, bicarain atau bahkan jelek jelekin dosen, tidak ada yang produktif dari itu.
Melihat dua pengalaman ini saya
menyadari boro boro menciptakan pekerjaan, mempersiapkan diri untuk
mengusahakan pada diri sendiri saja mungkin sulit.
Namun saya akan beritahu dengan memberikan pengalaman dari beberapa orang yang saya kenal selama kuliah pula. Ada saja individu yang memiliki tujuan pilihan kedua ini.
Jika memang anda memilih kuliah
untuk menciptakan pekerjaan (bahkan yang anda suka),
Banyaklah bergaul, banyaklah
membangun hubungan pertemanan (tidak hanya senior yang berkualitas, namun juga
bisa berpartner dengan dosen) terutama yang lebih menyibukkan diri dengan
komunitas yang memiliki minat yang sama (mungkin hobby bersepeda, cobalah
komunitas itu). Hal ini dilakukan oleh dua teman saya, dan saya pernah
mengikutinya.
Teman saya johan Chandra,
tidaklah dari keluarga yang sangat wah.. namun saya sering menemukan dia sangat
bisa menjalin hubungan dengan banyak orang lain, sampai saya melihat sendiri,
dia selalu voluntir untuk melakukan copy buku dosen2 yang dipakai mahasiswa,
selama beberapa semester. TERNYATA dia sendiri telah mendapatkan keuntungan dan
menurut saya membuat pekerjaan yang menghasilkan bagi dia, Dia melakukan
fotocopy untuk 100 orang dengan margin yang ia mungkin dapatkan, dia bahkan
mendapatkan buku gratis untuk setiap buku mata kuliah yang telah ia copy. Ia
menghasilkan pendapatan sendiri dengan membentuk pekerjaan kecil selama kuliah.
Teman saya yudha, lebih hebat
lagi, dia punya cara pandang yang jauh. Dia juga bahkan tidak dari keluarga
serbah wah. Ia beberapa kali memenangkan lomba menulis, dan selama kuliah ia
sendiri sudah membuka tempat fotocopi sederhana, yang dimana pada tahun ketiga
sudah punya tempat percetakan. Ia punya jaringan luas untuk customernya,
dikarenaka ia banyak berkenalan, sikap yang legowo juga ia miliki, Ia
menciptakan pekerjaan dari kumpulan hasil lomba yang pernah ia juarai, bahkan
memperkerjakan orang lain. Ia juga mengaku kalau ilmu psikologi dijalaninya
karena manusia yang ia hadapi adalah pasar dimana semua usaha bisa terlaksana,
dan selama mengambil jurusan psikologi, ia juga mengambil jurusan ekonomi,
dengan alasan bahwa kalau membuat sesuatu usaha perlu ilmu ekonomi. Sampai pada
tahun ke empat dengan bekal ilmu ekomoni, dia bahkan telah membeli tanah di
daerah menuju bandara internasional medan, dengan tujuan prospek bisnis bisa
bangun rumah usaha ataupun jual kembali tanah dengan harga yang lebih tinggi.
Jika anda mengatakan kuliah untuk
menciptakan pekerjaan. MAKA saya sarankan ambil esensi dari jurusan yang anda
tempuh saat ini. Anda tidak perlu hafal mati semua istilah, NAMUN saya
mengatakan ini tidak untuk menyepelekan akademis pula, karena yaaaah namanya
juga mengambil esensi, pastinya berhubungan erat dengan kelimuan anda. Jika
anda Teknik informatika, maka jangan lupa esensi pelajaran bahasa pemrograman,
karena bisa jadi anda membuat sebuah program yang bisa menghubungkan segala
sesuatu dan anda membangun perusahaan yang membuat program tsb, (lihat saja
google, pendirinya sangat mengetahui apa yang ia geluti di ilmunya).
Jika anda mengatkan kuliah untuk
menciptakan pekerjaan, MAKA seringlah bertukar pikiran dalam banyak variasi
kelompok, tidak terpaku dengan satu kelompok karena anda perlu multiperspektif
untuk membangun lingkungan/jaringan anda dalam menciptakan pekerjaan dengan
pangsa pasar lebih besar pula. DAN jika selama kuliah anda sama seperti pilihan
pertama, saya sarankan untuk melatih KARAKTER anda. Karena Untuk membuat sebuah
pekerjaan, anda juga perlu karakter yang bisa survive (bertahan), selalu bisa
terbuka (open mind) dan selalu menantang diri anda untuk sesuatu yang lebih
besar lagi. Karena pekerjaan yang akan anda buat SANGAT DIPASTIKAN kan
mengalami perubahan sesuai keinginan pasar pekerjaan anda.
TAMPAKNYA PENJELASAN KEDUA
PILIHAN ALASAN KULIAH Terdengar klise.
NAMUN ANDA YAKIN BISA MENJALANI
SALAH SATU PILIHAN DIATAS TANPA SARAN YANG TELAH SAYA SEBUTKAN? Jika anda
semester baru menemukan catatan blog ini coba saja lakukan dan lihat perbedaannya,
Jika anda semester akhir, apakah anda pernah melakukan hal diatas dengan
kelimuan anda? Atau anda hanya menikmati kuliah sebagai masa apa?
Saya rasa, sudah saatnya anda
bepikir ulang, anda kuliah untuk apa.