Kamis, 10 Oktober 2013

REALITA LAINNYA

Hari ini 10 oktober 2013, saya melakukan kunjungan ke sebuah sekolah luar biasa di medan.
loh ngapain? ya saya merasakan ada banyak laci yang kosong serta usang yang ada di otak saya.
kenapa begitu? ya saya memang sudah menempuh sekolah ke dua di perguruan tinggi.
mayor saya adalah mendalami profesi Psikolog Industri dan Organisasi
minor saya adalah mendalami Area psikologi klinis.

Yes, I GOT THE CASE ON MY MAJOR. (pergi ke cengkareng, menjadi perintis magang mewakili Fakultas dan Universitas di salah satu anak perusahaan Garuda - Garuda Maintenance Facilities atau
dikenal GMF-Aeroasia)
BUT!!! I GOT NOTHING MORE THAN PAPER CASE and CLASS STAGE PRACTICAL on MY MINOR.

jadi intinya saya merasakan ada yang kosong. Saya banyak belajar cara assessmen dan terapi klinis.
Tapi saya belum punya kesempatan untuk menerapkannya. Apalah saya ini, masa cuma jadi tempat curhat saja? masa hanya beri solusi logic? where is the "REAL ACT"?

Sehingga, saya memutuskan untuk melihat langsung, little part of Clinical Psychologist's job on site.
Saya meminta pada kenalan yang menjadi pengajar di sebuah universitas paling bertradisi batak di medan.
Saya diikutkan, dan hari ini saya melihat realita lain  itu.

Saya terbiasa memuaskan rasa ingin tahu saya hanya dari melihat tayangan TV, baca artikel/jurnal dan lihat YOutube, dan
hari ini saya melihat, bersentuhan, berinteraksi verbal dan non verbal secara langsung pada individu dengan patologi (ganguan) down syndrome, patologi Autis, Tuna Grahita, dan mungkin banyak lagi yang secara konsep teoritis saya banyak lupa.

Rasanya adalah... (saat menulis kata selanjutnya dari kalimat ini, saya sangat lama mencari kata yang tepat)
mungkin ada rasa was-was
mungkin ada rasa kecewa
mungkin mau nangis
mungkin mau berontak
dan mungkin lainnya dari sebuah pengalaman baru
YAH.... mungkin ini adalah rasa luapan emosi saya, dan mungkin saja, saya merasa hanya maksimal 5 persen saja terobati.
Bagaimana mungkin SAYA dipanggil PSIKOLOG? jika memang tidak pernah mengalami sebahagian kecil realita ini?







Tidak ada komentar: