Rabu, 13 Agustus 2014

Pengalaman tidak bersyukur

Pernah bermimpi ingin membuat ebuah karya tulisan berbentuk cerita singkat ataupun jika memungkinkan berbentuk sebuah novel. Semua dilandasi dengan adanya harapan. Seandainya aku punya sebuah laptop, aku mungkin mampu membuat tulisan-tulisan. Ya dan rentang waktu berjalan. 2007 laptop pun dipinjamkan oleh orangtua. Sayangnya bukan untuk mengabulkan sebuah mimpi. Namun malah asyik untuk "berselancar" menjelajahi informasi teknologi terbaru, mengunduh film dan tugas-tugas tentunya. Waktu berjalan, dan lulus 2009 tetap tidak mengabulkan mimpi tersebut. Yah, selain masa skripsi, masa mencari informasi pekerjaan, juga menyita laptop pertama. Pada Tahun 2010 melajutkan perkuliahan kembali. Saat itu sudah merasa laptop yang dibawa sudah perlu digati. Bukan karena prosesornya yang oke punya, tapi ada sisi dari berat laptop itu sendiri, besar dimensi laptop itu sendiri yang sebenarnya dari awal menerimanya sudah tidak merasa nyaman, dan kapasitas baterai yang sudah membuat laptop menjadi komputer desktop (harus dicharge). Akhirnya laptop pertamapun diistirahatkan dan diganti dengan netbook. Merasa beruntung membeli netbook di awal-awal perkuliahan (yah...dari harga, dimensi lebih kecil dan enak dibawa-bawa). Saat itu niat untuk membuat tulisan akhirnya muncul kembali, sempat aktif dan sampai desember 2013 keaktifan menulis dalam sebuah blog akhirnya terhenti. Lagi-lagi merasa kurang beruntung memiliki laptop kedua. Hal ini dikarenakan diri ini merasa perlu sebuah pendukung performa yang lebih mumpuni. (yah selama rentang memakai laptop kedua saya perlu mengaktifkan laptop pertama untuk pekerjaan berat seperti olah video). Lagi- lagi merasa butuh hal lain yang mungkin akan menunjang kemauan untuk menulis. Yaah smartphone yang bisa dibawa-bawa tuk menulis kapanpun. Setelah mendapatkan dari abang (turunan abang ke adik, dari adik ke saya). Hanya beberapa kali sempat mencoba menulis namun gagal karena merasa layar kurang ini itu. lagi-lagi merasa kurang dan kepengen sebuah tablet. Meskipun belum kesampean, sampai tulisan ini dibuat. Saya masih berpikir. Ada apa denga perilaku saya ini. Apakah merasa rentang waktu membuat keinginan memiliki benda menjadi sebuah kebutuhan? atau memang seharusnya demikian? note toself: TUlisan ini sendiri dibuat setelah sekian lama tidak menulis di blog, dan merasa tulisan ini adalah bukti ingin menulis kembali, sehingga ntah kenapa tidak perlu diedit. Pasca Pasca.. what happened to you

Tidak ada komentar: