Sabtu, 01 Mei 2021

PENGALAMAN DUA HARI INI, Sedikit sharing untuk yg pernah saya masuki kelasnya




Dua hari terakhir ini saya diingatkan kembali Oleh ucapan yang mungkin pernah terlontar dari mulut saya.


Hari jumat 30 APRIL 2021, lalu saya mendapatkan kesempatan untuk diwawancarai oleh Tim kemdikbud. Saya melara sebagai Calon reviewer proposal micro credential kampus merdeka. Sebenarnya cukup singkat wawancaranya dan langsung to the point. Apa yang ditanyakan pun terkesan bagi setiap orang mudah untuk menjawab. 


Namun apa yang menarik bagi saya adalah, Tim tersebut melihat portofolio, Tanpa basa basi langsung bertanya implikasi yang ingin didapatkan menjadi reviewer proposal ini. Apa pengalaman yang dapat dijadikan acuan untuk posisi yang dilamar


Hari Sabtu  1 MEI 2021, saya juga berkesempatan Ikut sebuah kegiatan webinar dari MEXT Scholarship, bercerita tentang bagaimana cara cari, menjadi pekerja di Jepang sebagai oihak luar yang mungkin sedag Sekolah ataupun penelitian. Ternyata mirip juga dengan event jumat kemarin.,


Apa yang saya temukan dari kedua event ini sangat ingin saya sebarkan.


Era digital setiap orang sudah mengalaminya, Era digital sudah setiap orang breada di dalamnya, Bahkan saat anda membaca tulisan ini


Anak-anakku (jika saya diijinkan memanggil dengan sebutan ini), perbaharuilah jejak digital kalian. 

Exposure sangat diperlukan. Perusahaan saat ini pun banyak yang berbenah untuk mengetahui calon kandidatnya yang akan bekerja 


Ya benar tidak setiap orang akan bekerja, mungkin berwirausaha (dan saya tidak ingin berdebat pada koncept employee vs entrepreneur, yang tidak akan pernah habisnya). 


Tapi banyak orang yang memilikli impian bekerja di suatu tempat,


Perbaiki dan perbaharui jejak digital kalian. Kamu bisa Bangun portofoliomu


  1. Mulai bentuk profil Linkedin kamu. Semakin informatif tentangmu, semakin unique, semakin mudah untuk dicari dan ketahui. (Please jangan tunggu sampai 1 Tahun mau lulus)


  1. Setiap karya kamu, kamu bisa lo buat credit atas nama kamu. Kamu berkontribusi dii BEM / Organisasi kamu, buat photo (berikan nama kamu), kamu buat ilustrasi, (mInta berikan credit nama kamu),, kamu buat artikel di website tertentu, sertakan semuanya)


  1. Berbaur dan berkolaborasilah. Mulai saja dengan pekerjaan kecil, sesanggupmu. Latih dirimu tidak wanya berkecimpung di Dunia Psikologi, explore marketing, explore design, explore alam, explore apapun yang mungkin menjadi minatmu selain keilmuanmu. Karena hal ini akan memberikan perspektif lebih komplit saat kamu akan turun ke Dunia kerja.  Tidak hanya hasil, progress juga bisa kamu upload ke sosial media kok. Lalu belajarlah cara menyampaikan di sonmedmu dengan asertif.


  1. Batasi dan kelola personal life mu di sosmed. Loh kok ? Sosmed sosmed gue, suka suka gue. YA!!!! Benar tapi saat anda memiliki pertemanan, anda juga harus kelola apa yang perlu dań tidak perlu. Apalagi perusahaan sudah 3 - 4 Tahun terakhir menggunakan sosial media profiller untuk lihat kita sebagai kandidat yang melamar.


Jika ada persepsi.


Loh kok terkesan mencari perhatian ? Kok sedikit2 melapor ke Dunia internet ?. 


UCAPAN INI ADALAH UCAPAN YANG MEMBUAT SAYA BINGUNG. KITA DI DUNIA DENGAN 1 klik banvak informasi di dapat. Termasuk tentang kita. Jika ingin Berkarir di tempat orang, bukankah kita harusnya memberi informasi se tepat mungkin ? MAKE YOURSELF EASY TO BE FOUND


JIKA DIBUTUHKAN PERBANDINGAN


Saya yang sudah 9 tahun jadi psikolog dan jalan 8 Tahun mengajar saja, masih perlu exposure untuk setiap yang saya lakukan, agar mudah untuk direkognisi dan berkolaborasi.


JIKA TIDAK DIBUTUHKAN PERBANDINGAN


Hidupmu di Keputusan dan Aksimu



SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL YA



Jumat, 20 Maret 2020

10 + 1 aktivitas selama kamu social distance SELAIN SCROLLING INSTAGRAM, MOVIE HOLIC, YOUTUBING DAN GAME ONLINE


 by : pasca (disadur dari banyak narasumber + pengalaman pribadi)

1. Mempraktekkan Hidup Bersih dan kerapihan
Sudah saatnya sekarang kita memperhatikan kembali lingkungan sekitar kita, dimulai dari ruang tidur/kost, lingkungan sekitar dimana kita berada. EIIITSS,,,,,, kamu juga bisa merapikan file file di laptop, handphone kamu. Coba praktekkan hidup minimalis.

2. Olahraga di rumah
Menjaga lingkungan kurang lengkap jika kita belum menjaga kesehatan dengan berolahraga di rumah. Banyak kegiatan olahraga di rumah, seperti push up, yoga dan sebagainya.

3.Self care
Praktekkan kegiatan untuk merawat, memperhatikan kesehatan diri , dengan menjalankan aktivitas perawatan mulai dari  memakai dengan benar penggunaan sabun, air untuk merawat wajah. Pemakaian masker juga bisa dilakukan baik pria atauun wanita. Bahkan saatnya belajar bermeditasi untuk me-reset semuanya.

4.Belajar bahasa baru
Aplikasi duo lingo bisa kamu instal dan bisa kamu pakai untuk belajar selama masa social distance. Kamu tinggal buat akun, merencanakan penjadwalan dan konsisten tiap hari untuk melatih pengucapan, pemaknaan.

5. Menulis
Ada banyak yang bisa kamu lakukan dengan bermodalkan laptop ataupun tablet. Mulailah untuk menulis, belajar untuk meluapkan ekspresi diri dalam sebuah tulisan. Tidak harus menjadi seorang jurnalis, dan author terkenal, tapi mulailah dengan menulis harianmu saat ini. Ya saat ini dan mulai detik ini.

6. Belajar podcasting
Punya handphone ? pasti punya aplikasi perekamnya. Jika kamu belum optimal dalam menulis, coba langsung mengutarakan dan mengungkapkan ide ide ataupun pendapat kamu tentang perbagai hal, ya pastinya semua dimulai dari riset kecil kecilan tentang hal hal yang menjadi fokus minat kamu. Kamu bisa publish podcast (rekaman suara) kamu di spotify, soundcloud dan itunes apple store .

7.Belajar keterampilan baru 
Dunia internet begitu luas sampai kamu bisa belajar keterampilan baru seperti editing video, gambar dan bahkan memasak lo. Ada website seperti SKILLSHARE, PATREON PINTARIA, dan banyak lagi. Asal kamu bisa tetap fokus dan konsisten mengikuti kelas kelasnya

8. Baca buku yang sudah lama di beli
Bagi peminat buku , saatnya sambil ngeteh untuk menyelesaikan semua buku buku yang kamu beli dari gramedia, big badwolf event atau bahkan buku novel yang sudah kamu tumpuK

9.Bersosialisasi sesungguhnya melalui, video-call dsbnya
Mulailah untuk bertatap muka secara digital dan menghubungi kerabat yang sudah lama ingin kamu hubungi. Ini masa cukup sulit dan waspada , kamu bisa saling menguatkan.

10. Bagi yang memiliki hewan peliharaan
Pasti mau donk hewan peliharaanya pintar melakukan ini itu, coba latih mereka untuk trik trik baru seperti memanggil kata untuk instruksi, makan, duduk dan mendekati,

11.       Bekerja jadi freelance
Banyak sekali penyedia platform yang membutuhkan kamu sebagai penyedia jasa secara tidak terikat. Sebagai contoh sebagai customer service/call center, guru bahasa inggris secara online, bahkan sebagai konsultan kesenian , freelance editorial, freelance photo and video editing dan lainnya. (https://www.forbes.com/sites/laurabegleybloom/2019/02/04/work-from-home-or-anywhere-top-25-companies-for-remote-jobs-that-allow-you-to-travel/#183339e63080)


Rabu, 18 Maret 2020

SAYA MUAK KONDISI INI

Benar memang kondisi manusia sebenarnya adalah ketidakpuasan. Bahkan dari dirinya sendiri banyak sekali ke tidak cukupan dan bahkan tidak ingin di cukupkan. Tidak ada kata "sudah cukup"

covid 19 membuat semua masyarakat ter-disrupsi (sebuah bahas yang selalu dipakai dalam menjelaskan fenomena yang ada saat menghadapi perubahan digitalisasi).

Tapi apa sih yang sebenarnya terjadi ?SULIT PERCAYA

Di indonesia keterlaluan sekali fenomena akibat covid 19 ini. Harga masker 1 box dari 25000 - 28000 melonjak menjadi 275.000 - 400.000. Ini sudah GILA. GILA GILA


Sabtu, 26 Mei 2018

SIAPA BILANG SAYA….


Saya tidak pernah di ekonomi susah?

Saya sangat pernah menjadi pedagang kecil di saat kelas 3 SLTP. Saya membantu seikit untuk menjual kerupuk dan permen jahe untuk menambah keuangan keluarga. Bukan, bukan seperti yang dipikirkan oran orang bahwa saya sudah berada pada kondisi  enak. Saat itu saya bisa menghasilkan duit 60ribu untuk zaman saya SLTP. Dan itu nilainya memang tidak banyak, tapi pada zaman saya paling tidak bisa membantu mempertahankan dapur mama saya tetap mengepul.

Alasan saya membantu tidak lain tidak bukan karena kondisi keuangan orangtua yang saat itu sangat seret. Bukan PNS Guru zaman now yang berlimpah ruah dengan sertifikasi. TIdak, mama saya saat itupun masih memiliki gaji ratusan ribu rupiah. Ayah saya? Tidak perlu ditanyakan keuangannya, dosen swasta akan sangat sulit bergerak kemanapun.

Saya pernah di kondisi sulit. Dibelikan baju celana, dan bahkan saat itu pernah memakai celana dalam bekas (monja sebutan saat itu). Saya sangat pernah makan lauknya sayurnya sangat amat terbatas DAN BAHKAN terkesan DIJATAH atau bahkan DIPANASIN LAGI – sampai  sampai saya melihat mama saya tidak ingin makan lauk dan sayur dengan alasan sudah kenyang mencicipi saat masak. Saya pernah memakai celana sekolah yang saat itu hanya bisa dikancing peniti. Memakai karet untuk kaus kaki yang sudah melar karena dipakai dari turun temurun. Bahkan, daging saat itu menjadi seakan hal yang sangat dinanti nanti apalagi ketika ada pesta undangan dari sanak saudara dan lainnya.

Siapa bilang saya tidak pernah di ekonomi susah. Justru saya tahu rasanya kekurangan makanya saya berusaha sekitar saya jangan sampai tidak layak (meskipun tangan saya masih terbatas membantu).

Kamis, 24 Mei 2018

Kok Bisa kali gitu ya?



Judul ini adalah judul untuk mengatakan bahwasanya saya masih takjub dan bertanya Tanya.
Akhir April saya berkesempatan untuk pergi ke salah satu kebun miliki perkebunan Negara. Kegiatan saya di sana adalah untuk melakukan kegiatan seleksi dengan menggunakan wawancara.
Sebenarnya ini bukan hal yang baru bagi saya namun ketika langsung datang ke situs lapangan perkebunan dan kemudian bicaa langsung serta mengikuti semua cerita dunia para Buruh Harian Lepas yang menggantungkan nasibnya pada keputusan wawancara, maka saya mengatakan ini terkesan TAKJUB.

Di luar jangkauan pikiran saya, itulah kalimat yang ingin saya utarakan. Sangat diluar kemampuan pola pikir saya. Tapi entah apa yang akan saya katakan dalam tulisan ini bisa tergambar atau tidak.
Apakah itu?

Saya mewawancarain langsung kisah hidup anak anak usia 17 Tahun sudah menikah, sudah memiliki keturunan dari pernikahan yang legal (bukan kecelakaan). Arah hidup mereka, mengapa mereka memilih untuk menikah pada usia yang muda dan terkesan belum matang baik secara emosi dan ekonomi (setidaknya pada persepsi umum yang saya miliki). Begini, ya beginilah realitanya. Saya terbiasa mendengar dan melihat dari video dokumentasi pada salah satu channel televisi. Tapi ini live, langsung saya hadapin, meskipun dalam situasi melakukan seleksi terhadap mereka.

Alasan alasan yang saya himpun adalah banyak dari mereka memang tidak memiliki pemikiran yang kompleks selayaknya orang kota dalam menjalani hidup. 

Contoh saja, untuk pacaran ga perlu ini itu, bukan mengatakan mereka orang kampungan, TIDAK, justru mereka update dengan hal hal yang terbaru. 

Mereka tidak memerlukan sesuatu yang wah untuk menghidupi dirinya. Bahkan pada umumnya mereka rela bekerja dibawah tekanan fisik dan emosional untuk mendapatkan uang hanya sebesar 20rb sampai dengan 50 rb per hari dan belum tentu setiap harinya ada pekerjaan. 

Mereka tidak memerlukan gadget terbaru, pakaian yang mewah, dan terkesan hanya menggunakan diri mereka untuk bersosialisasi.

Dan

Saya takjub menemukan ada yang menikah dan si pengantin pria dengan berani melaamar tanpa ada pekerjaan yang tetap, penghasilan yang lumayan. Saya takjub mereka bisa menghidupi dirinya dengan kasaran maksimal 1 – 1.5 juta per bulannya dan itupun untuk kebutuhan 1 keluarga yang berisi minimal 2 orang dewasa dan seorang anak bayi. (Disini otak saya berputar. Sangat berputar)

Sehabis kegiatan seleksi tersebut saya diskusi dengan kepala project yang mengajak saya. DIa hanya mengatakan. Ya disini begini dan bagi mereka hidup mereka dari kebun ya kembali ke kebun. Tidak jarang dari mereka dan orangutan mereka menanamkan hal yang sama untuk tidak terlalu berpikir macam2. Untuk tetap di daerah yang jauh dari kota dan tetap berkebun, bekerja sama orang lain/perusahaan perkebunan, asalkan beras dan garam masih ada di rumah.

Satu sisi otak saya diputar putar mengingat saya sendiri dengan segala kondisi saya yang notabene lebih dan jauh beruntung dari mereka. Satu sisi melihat bahwa ternyata ga perlu ribet untuk memenuhi kebutuhan hidup ini. Asal ada keluarga, asal ada pemenuhan hidup sederhana ya sudah selesai.
Namun profesi saya menuntut untuk mengembangkan orang lain, untuk membuat setiap orang mencapai potensi maksimal yang ia miliki. Saya merasa ternyata profesi saya pun masih jauh dari kata berhasil. Apalagi kedua tangan saya ini yang pada akhirnya beberapa diantara mereka harus di gugurkan dalam proses seleksi.
Satu lagi otak saya berpikir, apa iya ya, mereka tidak terjamah dengan pendidikan yang sebenar benarnya. Yang ada hanyalah doktrin doktrin untuk menerima keadaan, untuk cepat berpuas diri, menganggap bahwa kebersyukuran hanya sebatas terima apa yang ada tanpa memikirkan ada harapan untuk lebih baik tanpa memilirkan bahwa ketika masih memiliki harapan untuk lebih itupun termasuk salah satu syarat untuk bersyukur?.
Sumpah, kondisi real ini membuat saya pening. Sepening saya memikirkan masalah saya yang terkesan sepele saat saya menulis ataupun mengetik ini.
Rasa bersyukurku belum pada nilai kodratnya.

Sabtu, 31 Desember 2016

Catatan Akhir Tuk semua adik mahasiswa 2015-ku

Niat buat video kolase 2015
Tuk kaleidoskop di akhir 2016.
Tapi tangan, kesehatan, waktu dan kegiatan belum memungkinkan.

Ada banyak kebahagiaan menurut saya, meski seperti katanya roda pedati yang berputar pasti ada momen yang bisa dikatakan belum bahagia atau tidak bahagia.

Saya pada dasarnya penyuka optimisme meski saya punya bi-polar penikmat pesimisme setelah sekian rasa optimis tidak berbuah.

Akhir 2016 ini saya ingin sekali mengucapkan,

Begitu banyak momen dengan 2015 terutama ke beberapa adik mahasiswa yang telah lebih dekat.
Saya sampai saat ini berusaha menyadarkan kita semua bahwa kita di masa yang penuh ketidakpastian sehingga terkadang kita seakan akan hanya menyelamatkan diri sendiri.

Cobalah lihat skitar, berita media yang semakin membuat kita seakan akan takut, sehingga kita hanya menyiapkan jalan untuk diri sendiri.

Cobalah sadari Media sosial dipergunakan untuk hal hal kesenangan semata dan lihatlah animo animo yang gampang mempengaruhi kita (saya juga ikutan kok), apakah salah? Tidak hanya frekuensi dan tujuan akhir yang perlu kita tinjau kembali

Cobalah sadari Media sosial kita pakai sekedar like, share... No comment at all ( banyak menjadi silent reader)
DAN BAHKAN, lihatlah sifat kolektivis kita sebagai orang asia, sudah mulai pudar. Saya share sesuka hati sepuas hati selama ini akun hak milikku. Yang paling ketara jika saya atau anda punya masalah, saya langsung tidak seperti biasa... tidak jadi like, tidak menghiraukan kembali dll..

Lihatlah ketika anda mungkin saya juga hanya sekedar aja bertutur sapa ketika hampir dikatakan "saat ada perlu" namun di sosial media seakan wah rame beud.. Kita kehilangan interaksi sesungguhnya seakan sosial media menguasai

CONTOH PALING REAL YANG SAYA LIHAT
ketika tugas kelompok.
Bagianmu bagianmu, bagianku bagianku.


Kita berada di masa, tampaknya kita semakin egois.

Kita punya teknologi sendiri sendiri dimana informasi bisa kita cari sendiri demi kepentingan sendiri yang nota bene di rasionalisasi "daripada ngerepotin orang lain" , "lebih baik mengurus diri sendiri daripada orang lain" 


Kita seperti berada di masa kita tahu hal yang baik, namun kita lebih tergerak untuk tidak peduli, tak tahu atau merasa enggan untuk melakukan hal yang baik dengan dalih bermacam macam.

Apa yang membuat saya selalu berusaha membangun 2015? Bukan karena saya mengambil tanggung jawab tuk jadi wali, tapi saya takut generasi saya dan anda terbiasa dengan ketidakpedulian.

Saya bukan orang hebat, bukan motivator dan bukan siapa siapa.
Saya hanya merasa perlu menyampaikan semua hal hal diatas karena saya manusia yang masih perlu kemanusiaan yaitu kepedulian untuk sesama.

Saya berikan kalimat pertanyaan untuk kita semua.

Kita masih mau hidup dan terbiasa untuk semua ketidakpedulian ini?

Rabu, 28 Desember 2016

Mungkin Roda Pedati pada 28 Desember 2016

Hari ini dibuka dengan membuka video lucu dari line, memori kenangan FB yang membuat tersenyum dan lainnya yang membuat diri ini akhirnya tersenyum lebar.
Hari ini memberanikan diri untuk lari pagi lagi semenjak yaaaah ber abad hari hari lah ahahahaha
biasanya lari sore (oops lari? yang ada dipaksa jogging sama salah satu adek psikologi nommensen 2015, ditarik tarik setelah 2 putaran hahahaha)

Lari Pagi terlaksana, badan terasa segar meski berkeringat, kemudian merencanaka untuk mengurus bagian dari persyaratan passpor yaitu mengubah KK menjadi KK biru. Makan, siap siap data, mandi lalu capcus ke kantor lurah, mejeng dari jam 09:30-10:00, akhirnya terlewati sampai jam 10:20 (yes no pungli, dan urusan lancar), lanjut mengendarai motor ke rumah tuk ambil fotocopy ijazah, lalu ke kantor camat, dan hanya 15 menit berada disana,(yes no pungli, dan urusan lancar untuk kedua kali).
oke jam 11:15 lanjut ke kanor dinas kependudukan, mengendarai motor semacam finalis moto gp. sampe jam 11:40 (yes no antrian di ambe dan meski lancar untuk menunggu sampai jam 13:40, makan dulu deh).

Kemudian disinilah cerita yang senyum itu seakan kembali meredup. Saya dipanggil sesuai dengan urutan dan kemudian di panggil untuk arahan ditengah sumpeknya manusia yang menutupi loket (apalah salahnya menunggu jauh jauh dari loket kan masyaraakat ini, padahal speaker pun adanya.)

Akhirnya saya diberitahu, KK tidak bisa diurus karena pada tanggal 13 bulan oktober saya sudah dipindahkan ke daerah asal (kepala seakan pecah, belum lagi saat nanya nanya bagaimana memperbaikinya eeehhh si bapak malah pake microphone tuk jelasan, saya kan malu atas kesalahan yang sama sekali tidak saya lakukan.. saya korban atas ketidak tahuan saya dipindahkan dari medan ke pematang siantar). Kemudian saya melakukan komunikasi dengan orangtua saya dan terjawablah sudah pegawai Dinas kepndudukan pematang siantar tidak melaksanakan sesuai permohonan orangtua saya ahahahahahahhaha.


saya - pun komunikasi ke bebrapa adik psikologi, ngajak renang (kebiasaan saya pelampiasan pada hal hal olahraga ,jogging udah ya makanya renang, kalau makan, eh lagi bokek keuangan hedon belum terisi ahahhahah). Akhirnyapun berenang dari jam 16:10 - 18:30 semuanya terpuaskan bersama hendro cucu sigale gale, dwi putra si buyut 3 giga dan si kakek cornel (nama nama ini aneh dan muncul bertambah seiring waktu...entahlah, hahahaha).


ngalor ngidul di sela berenang, dan kemudian makan dan akhirnya saya harus menjemput adik yang sejak dari siang merasakan kurrang enak badan. saya meminta kawanan 3 pejantan tangguh setengah ini (segi umur masih 20, saya mah 30 berasa sok tangguh hahai), untuk menemani ke pool damri, namun damri pun habis lalu kami pergi ke stasiun kereta (dalam pikiran, haduuuh mahal yaaaa... tapi demi adek semata wayang keluarga sendiri, bisalaah). saya menitip motor sama dwi si buyut 3 giga akhirnya saya pun pergi ke airport menjemput adek, yang memang dari wajah dan postur engga banget, sigap cepat memeluk karen rasa rindu, dan untunglah ada mas gocar di stasiun parkir Airport KNO, dengan Go Pay (ga promo) lebih murah hahahaha.. AKhirnya sampailah di rumah medan.

Adek semata wayangpun meminta untuk diminyakin (walah ini perlu pergi lagi karena minyak uda habis). hehe. mengambil motor dan pergi lalu setelah mendapatkan minyak kayu putih, diminyakin deh adek semata wayang itu. haha. Puas aja bisa nengok adek sendiri tidur meski belum terlelap amat.


Perjalanan hari ini memang naik turun. Senyum, Stress, Katarsis have fun lalu kembali serius dan senyum puas lagi. Up and Down ya.
Mungkin bukan dengan gambaran gimana banget, namun saya rasa hari ini gambaran kiasan roda pedati  itu bisa seperti kejadian hari ini. Semoga saja semuanya indah pada waktuNYA.\
Semoga saya bisa bersyukur.


Amin