Senin, 17 Oktober 2016

MEREKA



Bagiku Mereka masih menjadi penyemangat untuk bisa bertahan 
(meski daku harus memutar otak dalam menghadapi mereka)
 
Bagiku mereka menjadi teman dan akan bisa menjadi rekan 
(meski terkadang banyak melampaui batas)
 
Bagiku, mereka adalah tanggungjawab 
(karena mereka diberi kepercayaan untukku)
 
Bagiku, mereka adalah berkat
(asal mereka bisa tersenyum, itu sudah cukup)
 
                 NAMUN
Kalau mereka ada masalah, bisa terasa
Kalau mereka ada kesusahan bisa terlihat
Mereka memang ingin mandiri dengan caranya sendiri.

Ya bagiku..
Mereka mahasiswa-ku, adik adik ku , tapi biarlah daku sendiri terbeban untuk mengembangkan mereka.
Mereka akan bertumbuh menjadi Orang Hebat dan Pasti berdampak bagi sesamanya.
SELAMAT BERTUMBUH (BE THE BEST OF YOU) !!


Minggu, 09 Oktober 2016

ENTAHLAH 2 - TAPI SAYA BERSYUKUR

Mengapa dengan judul ini?
Terkesan begitu banyak serial akan terjadi?
Atau memang fakta terlalu banyak yang membuat penulis ingin memberi judul demikian?

kemudian yaaaa... entahlah.

Sabtu 8 oktober 2016, merupakan hari dimana saya ingin berbuat seesuatu untuk mereka yang ingin berkembang. Saya meminta teman saya untuk melakukan sharing kehidupan kampus dan kehidupan kerja yang ia miliki. 

Saya sudah merencanakan hal ini.
Namun sebelum sampai ke intinya. Mari saya beritahu kejadian sebenarnya.
Saya sangat merasa ingin memberi sesuatu untuk anak didik. Saya berjanji untuk memberikan sedikit sharing membuat presentasi semenjak semester lalu.

Yang ada adalah saya yang sangat aktif meminta kepastian waktu dari anak didik (sangat berbeda dengan pengalaman saya saat kuliah, ketika dosen saya sudah ingin beri materi yang sangat berguna, saya lebih antusias, lebih menggebu-gebu untuk segera belajar).
Kemudian dapatlah waktu yang dibicarakan yaitu 8 oktober 2016, setelah diskusi panjang sebelum masuk semester, sesaat begitu masuk semester dan akhirnya sudah pertengahan. Namun terdapat perubahan jadwal yang awalnya untuk sharing, tergantikan oleh keputusan kelas sendiri yang ingin mengganti jadi jadwal kuliah. Saya memaklumi, dan saya menyerahkan ke keputusan kelas.

Tapi saya tidak berpantang surut. Saya merasa ingin memberikan sesuatu. Pada malam sebelumnya saya memberitahukan bahwa diharapkan semua hadir karena akan ada narasumber untuk sharing yaitu teman saya yang bekerja sebagai HR. Kembali saya ingatkan untuk boleh hadir sebelum memulai perkuliahan.


waktu berjalan....
akhirnya ketemulah waktunya yaitu pada pukul 13:30. Saya mendapati hanya 60% dari total anak didik yang berkesempatan. (saya tidak menampik bahwa mereka pasti punya jadwal juga, punya kegiatan juga, namun saya juga tidak menampik bahwasanya ada juga yang enggan untuk  hadir).

ada kekecewaan, bukan karena hal ini tidak diberitahukan, 
entahlah karena jadwal yang semakin siang, namun apakah tidak bisa mengganti kesenangan sesaat untuk sharing dari orang lain yang notabene untuk belajar dari pengalaman orang lain.

pun saya tidak menurunkan keinginan untuk melanjutkan kegiatan sharing, meski dari rumah saya sangat bersemangat untuk mencetak project "time capsul" bagi mereka.

meski ada kecewa, saya akan memiliki rasa lebih bersyukur lebih tinggi untuk mereka yang telah bersedia. Saya meminta teman saya untuk bercerita banyak hal. 

Teman saya membuka sharing dengan pertanyaan,

"mau apa setelah kuliah?" (dengan kondisi hening yang sering saya temui, hal ini terulang. 
Teman saya pun melanjutkan sharing dengan dimulai dari pengalaman kuliahnya s1 di jogja, kegiatan yang ia lakukan di perkuliahan, lulus dengan ipk cumlaude, dan kehidupan kerjanya yang sangat dinamis di medan yang nota bene banyak dikuasai oleh teman dari suku tionghoa. Teman saya banyak bercerita realitas kerja yang menuntut mahasiswa untuk jangan  asal "ngilmu", jangan asal berteman (ngumpul), jangan asa lulus, jangan asal organisasi, dan banyak jangan asal lainnya.

Saya berterimakasih untuk teman saya yang telah sharing pengalamannya. 



BUT HERE'S THE BEST PART OF IT

Saya membuat project TIME CAPSULE untuk mereka yang hadir.
Saya memberikan mereka sebuah kertas surat dengan format yang telah saya susun.

Surat ini dituliskan dan akan ditujukan pada diri mereka sendiri.
Surat ini akan disegel dalam amplop, dan akan di simpan selama 2 Tahun.
Pada 8 oktober 2018, surat ini akan dikembalikan pada setiap orang yang menulisnya.

inti dari surat time capsule ini adalah
anak didik dilatih untuk komit terhadap dirinya sendiri.
Berjanji untuk dirinya sendiri pada 2 tahun yang akan datang.

Saya menantikan waktu untuk surat akan di kembalikan kepada pemiliknya.