Kamis, 24 Desember 2015

CATATAN AKHIR TAHUN 2015, MEMORI BERSAMA PSI UHN 2011 (unfinished)



Pengalaman ini ganyalah segelintir dari pengalaman yang saya rasakan bersama mereka. Mungkin hanya sebentar saja mengenal mereka namun itu bermakna bagi saya, tidak sebagai dosen mereka, tapi sebagai teman belajar mereka.
Kepada angkatan inilah saya mengaku bahwa dosen tidak selamanya benar.
Kepada angkatan inilah saya mengataan bahwa diperlukan pemikiran kritis selama menerima perkuliahan baik dalam maupun luar kelas.
Kepada angkatan ini, lah saya mengangkat siapa yang menjadi ketua angkatan semenjak pertama kali saya masuk  untuk mengajar. (orangnya punya kisah tersendiri)
Pertama kali saya datang, tempat ini menawarkan sesuatu yang perlu untuk diubah.

Angkatan 2011, adalah angkatan yang dimana saya berjanji untuk menyertai mereka sampai mereka lulus. Semoga saja lah ya.


Nias syahputra soniwao

Salah satu Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk bertanya banyak hal terutama saat dalam perkuliahan. Mahasiswa yang saya sangat ingat menjadi pribadi yang dekat dengan saya, terutama di akhir semester (tahun ke empat).  Ia saya kenal sebagai sosok pusat perhatian kelas (yah mungkin krn dia selalu bertanya). Jujur ketika ia banyak bertanya, saya juga merasakan teman-temannya seakan melirik2 dia saat bertanya. Ya terkesan indikasi “membosankan”. Yah gimana lagi, yang mayoritas nanya Cuma dia. Yah wajar2 saja saya pikir. Padahal anak ini tidaklah jenius seperti Einstein, tapi usahanya, motivasinya, yang membuat dia seperti saat ini saya kenal sebagai pribadi yang bisa diajak untuk kerja keras. Well walapupun saya pernah banget dibuatnya kesal. Hahahaha (Saya itu kan orgnya susah untuk dipiutangin janji, karena janji bagi saya adalah sesuatu yang harus ditepati). Kekesalan saya pada saat dia pernah menjanjikan keikutsertaannya untuk jadi tester dan dia meyakini bisa untuk menjalankan perannya. Namun belakangan ini saya menyadari, mungkin saya terlalu memaksakan kehendak, dan mungkin saja ada cerita bahwa dia sebenarnya memerlukan space untuk dirinya juga daripada menuruti semua permintaaan dosen. Saya memahami setelah semuanya telah disampaikan dia secara implicit (mungkin saya tidak perlu cerita dari versi saya disini, yaah namanya juga menjaga etika kesejahterahannya- ahahaha). Kekesalan saya juga pada anak ini adalah kebaikannya yang terlampau baik sama saya, dan saya menganggap ini sebuah overwhelming . Ada saja ketika saya tidak membutuhkan sesuatu, dia ada aja buat2 sendiri. Saya pernah kesal saat saya pernah bilang, eh ini bagus, beli dimana, temanin donk, eeh ta taunya malah langsung dikasi aja tanpa perlu saya bayar, ngerinya itu hak miliknya juga. (Padahal saya kepengen beli sendiri), Hal ini terus berulang, pada beberapa item cthnya casing iphone, power bank, sampai saya jadi sangat takut sama anak ini. YA SANGAT TAKUT. Takut, saya menjadi pribadi yang tidak diajari oleh ayah saya bahwasanya saya tidak bisa menerima sesuatu, malah harus memberi. Takut seakan akan nanti saya malah jadi pribadi yang memanfaatkannya. Sangat Takut, makanya saya pernah member jarak sama anak ini. Saya tidak terbiasan dengan kebaikannya member. (yah meskipun dia selalu beralasan, macam orang lain loh pak). Malah saya pernah bergumam, kan kamu bisa juga memanggil  say asebagai abang karena saya mengijinkannya, dan saya mengijinkannya karena saya juga menganaggap seperti saudara saya. Namun hanya saja hal ini kurang  berkenan baginya (dengan alas an apapun saya pikir saya belum tahu alasan mengapa ia tidak mau memanggil saya abang, padahal teman seangkatannya juga ada bagian manggil saya sebagai abang).
Mungkin kekesalan saya yang lain pada anak ini saat mengerjakan seminar, adalah kemudurannya untuk judul skripsi yang telah ia usahakan selama semester. Saya selalu mengingatkannya tentang hal ini (maaf ya Putra, soalnya saya kan syusah sekali melihat kemunduranmu, padahal saya tahu kamu sangat bisa eksperimen). Saya sangat bangga sekali saat dia mencoba eksperimen, bahkan saya pun akan rela menawarkan pertolongan yang saya punyai. Namun, apalah daya saya, Boleh berharap tapi tidak boleh memaksakan juga toh. Hehehe.
Putra menjadi satu satunya mahasiswa yang pernah bisa diajak bercerita panjang lebar sampai jam 04:00 (BAHKAN di hari ulang tahunnya). Yang sering saya ingat dari anak ini adalah kerelaannya demi orang lain, padahal sudah jam sekian masih saja bareng2an, sampai setiap kali dia bergadang, bisa dipastikan dia akan mengalami kurang enak badan (terkadang aga sedikit gimana lihat anak ini hahaha)
Mahasiswa yang sampai pada akhirnya hampir membuat saya ingin bertindak tegas pada rekan saya, karena sampai sampai setelah dia dapat gelar pun, dia dibuat nangis oleh salah satu rekan saya. (saat itu sudah memukul meja, karena bbagi saya, siapapun yang mengecewakan orang yang sudah saya anggap adik, akan saya remukkan hahahaha). Mungkin yang perlu dipeajari anak ini adalah berusaha untuk megatakan ‘tidak’ pada hal hal yang mungkin belum bisa ia penuhi secara 100% apalagi kalau yang minta pertolongannya meminta 100% diawal dan lalu 500% kesempurnaan di akhir.
Tapi dari semua kekesalan saya sama dia. Ini anak semuanya tampak serba bisa, multitalented. Okey, di kelas ga perlu diragukan. Ternyata di luar. OH TUHAN, INI MUNGKIN JENIS ANAK YANG SAYA CEMBURUI.
Dan hal ini juga menurut saya membuat temannya mencemburui dia, hanya saja menifestasinya menjadi perilaku yang sedikit merugikannya.
Dia penyanyi semua genre. OH TUHAN, selama saya berteman sangat jarang menemukan orang yang seperti ini.
AKAN SANGAT SULIT MENEMUKAN SOSOK MAHASISWA YANG BISA STUDY OKE, MAEN JUGA OKEY HAHAHAHA.
SAYA CEMBURU pada bagian, ia sangat bisa mengatur semua yang menjadi pengelolaannya saat dia kuiah ataupun mau maen.
Saya cemburu saat dia sangat bisa cuek untuk sesuatu yang kurang mendukungnya untuk maju (sifat cuek ini dulu saya punya, tapi sosok anak ini mengingatkan diri saya dulu).. well meskipun dia tipe sebenarnya diem diem menaruh perhatian pada banyak orang yang sudah ia anggap dekat.
Saya Cemburu, Pada genuine yang ia miliki. Ia adalah tipe pribadi yang member pendapat yang real.
Saya Cemburu, Pada kemampuannya memperhatikan orang lain (saya belajar darinya juga cara untuk memperhatikan orang lain).
Saya Cemburu dari kemauannya untuk mencapai sesuatu. Meski bagi orang lain terkean memaksakan, tapi tidak ada yang salah dengan memiliki motivasi menggapai sesuatu.
Saya banyak belajar darinya untuk hal hal yang saya cemburui.
Dia anak yang mau terbuka untuk dari semua sisi, terutama ketika saya mengutarakan sesuatu yang kurang mengenakkan baginya. Dia mau terbuka bagi saya, mungkin saya yang pernah mengecewakannya karena pernah dia membutuhkan waktu untuk cerita, malah saya belum punya waktu, atau bahkan saya sengaja krn ada masalah yang menurut saya penting untuk saya selesaikan. Mungkin ada bebrapa kali telfonnya yang saya miss, sampai mengecewakannya. Saya meminta maaf untuk itu (ya bila putra membaca ini – hehe). Sayajuga merasa mengecewakannya saat akhir semester, saya tidak ada untuk membantunya bab 4 dan bab 5nya.. hahaha maafkanlah saya. Saya bahkan mengecewakannya saat ia mau pamit (MAAF PUT, SAYA SUSAH DIKETEMUIN SAAT ITU).
Mahasiswa yang selalu akan mengingat semua momen yang berarti bagi siapapun. Mungkin ini yang membuat dia memiliki LTM yang terasah. Krena memori yang ia miliki selalu ia maknai. Adik mahasiswa yang akhirnya dikenal sebagai multi taleneted. WORK by iggy, and photograph by ed sheeran :D.


Inra butarbutar
Jangan mudah BAPER (istilah sekarang di tahun 2015 untuk sensitive) kalau mau jumpa anak ini. Dia unik dengan gaya wanita ke-batak-annya. Lebih terkejut lagi ketika anda melihat photo2nya banyak selfie yang mengarah pada bentuk mahasiswi yang photogenie, tampak berkelas dsbnya. TAPI hei bataknya itu sangat amat kental hahahaha. Saya pernah bilang, kalau dia terlalu batak sekali, lalu dia menjawab “lebih enak gini pak apa adanya, batakkanlah terooss” Mahasiswi yang menjadi andalan untuk sebuah perhitungan pada alat tes psikologi. She is the queen of calculating. Yang paling saya ingat saat saya sendiri yang mengaku ahlinya alat tersebut (sebenarnya dari segi interpretasi), ia mampu melakukan perhitungan pada jam-jam yang sangat membutuhkan tenaga untuk tidur. Ia cukup mampu berkonsentrasi pada persoalan perhitungan. Nah karena ia cukup mampu berhitung, mampu untuk diandalkan untuk ngetes, diandalkan untuk sebuah acara , cara komunikasi yang to the point dengan cuek, ia pernah sekali mendapat teguran dari sosok tenaga pengajar wanita yang dikagumi (saat ini pengajar tersebut sudah tidak lagi mengajar di tempat saya mengajar).  Mungkin masalahnya saya tidak perlu memberitahu secara detail di sini. Yang pasti dikarenakan kecuekannya ia menjadi sangat dulit untuk memahami kondisi saat tersebut. Mekipun pada saat kondisi yang sama ia memang perlu untuk sebuah kepastian akan hasil pekerjaannya.
Adik mahasiswa yang satu ini memilih untuk menjalani semua pengalaman yang belum pernah ia lalui. Ia rela mengetahui banyak hal, namun dengan caranya sendiri. Jangan coba ajak dia jalan jalan kemana mana, tolong jangan. Mahasiswa yang sering mendapat julukan “keleus” ini sering juga dibully oleh teman terdekatnya yaitu ada Robin pakpahan dan demen sanjaya harefa. Hal yang paling saya ingat dari anak ini adalah ia menganggap semua teman kelasnya yang cowo-cowo seakan pelindungnya. Berteman di BBM, dia adalah ratu drama untuk update status (hal ini sampai dibahas oleh rekan-rekan saya) terutama bila hal –hal berbau dengan hubungan. (hehe maaf ya inra, ini adalah yang saya alami juga). Mahasiswi yang ini bisa juga diandalkan pada saat akan mengadakan sebuah acara. Hal yang paling saya ingat saat saya meminta ada acara manggang sederhana di tempat saya, dia cukup mampu untuk diandalkan pada kegiatan belanja-belanja, persiapan yaaa meski saat itu dibujuk juga oleh temannya si robin pakpahan (yah memang saat itu wanita yang lain belum ada ditempat).
Saat jalan- jalan daki gunung sibuaten dan dwi warna, anak ini the most wanted in camera, baik di hpnya maupun di camera orang lain. Kalau namanya tidur, bisa jadi tunggu gempa dan keributan massa baru bangun (hahaha…peace ya inra, saya hanya tulis yang saya tahu n liat). Saat ada masalah, anak ini terkadang tamp-ak fine-fine saja bahkan menertawakan dirinya bersama dengan kedua orang cowo yang saya sebutkan tadi. Well, mungkin ini manifestasinya saja menurut saya. Sampai suatu saat dia memiliki masalah dengan pembimbingnya (dia masih konsul ke saya sebagai walinya), saya rasa saya buat dia hingga mengeluarkan air mata. Saya mengatakan karakter yang ia miliki dengan kata-kata yang berkesan. Sampai ia sendiri mengatakan “masa sih pak, begitunya aku (dengan air mata)”. Yah mungkin kata-kata tersebut membuat dia berpikir ulang.
Sebenarnya tidak banyak yang bisa dikatakan tentang anak ini kecuali dia adalah penikmat momen saat ini, sedikit sulit move on, namun akan berusaha tampil ceria terutama di ruang lingkup teman-teman yang sudah ia anggap sahabat.

Juli ayanno
Terlahir sebagai wanita tulen namun karakternya lebih maskulin daripada saya sendiri. Coba bayangkan mahasiswi dengan motor 2 tak, (bunyi motornya menjadi kekhasan, bahkan saya sempat tahu jenis bunyi motornya, daaan yaah mungkin agak gimana gitu kalau dia menghidupkan motornya pada jamm 12:30 dini hari). Juli merupakan mahasiswi yang memiliki kebebasannya sendiri. Dia tidak terikat aturan, namun setidaknya tidak semua aturan ia “kompromi” apalagi hal yang krusial. Mungkin saya melihat berbeda dari sudut pandang bila seorang mahasiswi bawa motor paling tidak yaah pakai helm, Anak ini saya lihat punya jalan sendiri dan beberapa kesempatan lebih memilih tidak memakai helm (saat itu pikiran saya, apa dia kegerahan Karen arambut panjang, apa karena dia pakai kacamata kali aja ribet pasang2 kacamata n helm).
Mahasiswi yang satu ini mengingatkan teman saya sendiri dengan nama serupa dan tanggal kelahiran yang serupa pula hanya tahun saja yang berbeda, mengenai karakter adalah tipe tipe samanya. Adik mahasiswi yang satu ini pengikut sejati rundown pertandingan bola. Yang saya alami saat jalan sama anak ini sering banyak kata “terserah” dan sering memiliki kesibukannya sendiri saat sudah megang handphone. Saat menyanyikan sebuah lagu di karokean, yang saya perhatikan adalah dia prefer akan menyanyikan lagu yang telah ia inginkan secara solois, Namun kalau sudah barengan janjian untuk lagu rame-rame ia malah mengajak orang lain untuk bergabung (yah meskipun ia sering bersama putra untuk lagu bareng).
Mahasiswi yang satu ini sangat sulit untuk memakai rok. Ya sekalinya pakai rok, saya yang terbiasa melihatnya pakai pakaian celana jeans hanya bisa melihat suatu perbedaan yang mencolok, dan yang membuat saya berpikir rok tidak sesuai dengan dirinya (selain karena ia mmg sering gerak dan pakai motor 2 tak), adalah pemilihan Rok yang ia miliki, Mungkin tidak hanya saya, teman, adik2 kelasnya juga sedikit kaget aja kalau dia pakai rok. Namun saya salut untuk siding skripsinya, ia memakai Rok yang perfectly fit in with her (yah well meskipun saat itu bisa berubah tanpa rok menjadi celana lagi hahahaha). Juli adalah pribadi yang termasuk cuek, dan bagi saya, yang saya lihat kalau ia belum mempersilahkan untuk membahas sesuatu yang bersifat lebih personal, ia tidak akan membukanya. Bahkan bila ia sedikit menyinggung, ia juga masih membatasi informasi tersebut. Yah mungkin, ini adalah cara dirinya dengan pertimbangannya sendiri. (saya pun mungkin seperti itu).
Untuk  adik mahasiswa yang satu ini, dia tampak sering bersama dengan Putra, dan hampir di 2 tahun terakhir saya bersama 2011, mereka tampak bareng untuk banyak hal (wong daerah kosnya juga sama). Yang satu ini menurut pengakuannya dia itu sulit bangun pagi. Mahasiswi yang saya lihat identik dengan jentikan jari jika ia sudah memiliki argument yang kuat terutama saat berdiskusi. Terkadang menganggap dirinya tidak punya otak saat berguyon dan mencairkan suasana (padahal kalau masalah kemampuan logika, ini anak punya daya logika tinggi – oke jul jangan meragukan pendapat psikolog nih hahaha).


Sri dewi sartika
Salah satu mahasiswi yang memiliki fisik yang terkesan mudah untuk tumbang, Teman-temannya (lebih tepatnya si usil demen) sering memberikan guyonan sebuah botol kosong. Tujuan botol mineral yang kosong ini adalah usilan bahwa mahasiswi sri dewi sartika hampir kehabisan nafas saat akan ketawa, dan botol dimaksudkan sebagai pemompa udara ke dirinya. Tapi memang bener anak ini saat akan menampilkan ekspresi bahagia terkadang saya pun sedikit was-was. Saat berbicarapun dengan anak ini terkesan ter-engah-engah. Yang paling saya ingat dari anak ini adalah ketika dia memberikan komentar di luar kelas mengenai pembimbingan skripsi oleh salah satu dosen. Menurut saya, ketika dia mengungkapkan kekesalannya, ia sangat serius dan mampu mengeluarkan kata-kata yang terkesan formal dan cukup bijak. (andaikan saja saya punya rekamannya). Sebenarnya tidak banyak saya memiliki interaksi dengan mahasiswi yang satu ini, namun ia cukup santun ketika berhadapan dengan saya di kelas.



Robin pakpahan
Kalau tentang adik mahasiswa yang satu ini, mungkin akan sangat sulit didefenisikan. Mengapa, segala pemikiran akan sangat mental, segala saran mungkin akan selalu dibalas dengan caranya sendiri. Apalagi cerita tentang penampilan. Robin pakpahan, mahasiswa yang memiliki aktualisasi diri yang unik. Saya ambil kata unik karena memakai kata aneh bukanlah hal yang tepat baginya, karena diapun masih waras dalam banyak hal. Yang saya lihat dia selalu memakai celana kebanggannya (bukan karena dia ga punya celana, tapi ntah kenapa dia selalu memakai celana kebanggannya tersebut). Kuat merokok, terutama rokok yang sering menjadi rokok bersama.
Hal yang paling saya ingat adalah percakapan malam-malam kepada dirinya, demen, dan berton (yah hanya ke 3 orang ini saya berinteraksi malam-malam. Kalimat “orang yang sudah dipersiapkan jalannya” adalah kalimat yang saya tujukan kepada anak yang satu ini. Hal ini merupakan bentuk prediksi saya. Namun yang paling menyakitkan baginya ketika saya bilang “tipe yang akan segera melupakan teman-temannya” dia sedikit berang. Dan mungkin saya hanya mengatakan kepada anak ini karena pernah sedikit kesal melihat perilakunya terkadang mendahulukan kepentingannya. (NAMUN akhirnya saya bisa sedikit memahami alasan2nya – sedikit saja yoo ga semua hahaha).
Apa yang membuat anak ini sebenarnya unik, adalah ketika ia diberikan sebuah tanggung jawab, ia akan berusaha, namun pembawaannya sering tampak kurang serius namun ketika serius yang korban adalah dirinya (yanh mungkin akibat darah tingginya kali ya hahaha). Pengalaman dengan anak ini cukup banyak. Mungkin, yang diingat pertama adalah saat dirinya menjadi pemandu ke tempat salah satu mahasiswi yang bernama yanta. Dia sedikit kesulitan mengatur teman-temannya yang lain karena dia selalu diusilin tidak mengikuti arah, belum lagi dia diusilin sama abang seniornya yang ketepatan saat itu membonceng salah seorang mahasiswi yang pernah ia sukai.( Sudah naeklah darah tingginya tu, makan lagi dia daging kambing pula dia kan langsung K.O). Saat itu saya bersama anak ini bareng naek motor, dan menurutku pribadi, anak inilah yang memilikiperingkat pertama kalau membonceng saya dengan nyaman. (tampaknya hampir tidak pernah kejadian pakai lupa lubang, atau tanjakan keras).
Hal yang saya ingat lainnya dari anak ini adalah pantang dipuji. Mengingat ketiga nama (berton, demen dan robin) yang tampaknya sering bersama, dia adalah mahasiswa yang sebenarnya cakep, punya lesung pipi yang menarik bagi lawan jenis, Namun sayangnya ketika dipuji, dia selalu saja punya banyak cerita hahahaha. Tapi aku akuin sebnarnya anak ini sedikit aja dirapiin rambutnya, penampilan lebih diperhatikan, dan oh ya kurangin alasan2nya itu, kayaknya bakal banyak nempel  perempuan. (robin jika kamu baca ini, aku yang sudah mengganggapmu adik juga mengatakan berulang kali, gantengnya kam, tapi entah apalagi alasanmu tidak memperhatikan dirimu sendiri).
Oh ada lagi yang saya ingat dari anak ini, kalau percakapan malam malam ia selalu memiliki timing, yaotu maksimal jam 10 sudah harus di rumahnya ( yah mungkin karena dia di tempat keluarga jadi kurang bebas, dan saya bisa memaklumi itu).
Anak ini adalah salah satu mahasiswa bimbingan skripssiku. Karena bandelnya selalu ada jawaban alasan-alasan dari dirinya, hahaha. Saat itupun aku agak sedikit kesal, namun akhirnya dengan tuntutan skripsi dia sendiri yang menjadi kesal tapi di akhir cerita skripsi, dia mah fine fine aja. Yang paling saya kesel saat mata kuliah seminar, anak ini menunjukkan penampilan yang sangat amat membuat siapapun melihatnya mengelus dada dan berkata :yah sudahla. Kalau kata teman2nya  dan bahkan dirinya “kayak macam sempak” (sebutan untuk penampilan pengen dikasihanin banget). Saya aja masih merasa kesal saat itu belum lagi dia update foto BBM bisa tampil senyum sumringah, tapi saat depan dosen penguji judul seminar macam sempaklah hahahaha.
Anak ini cukup aktif sebagai perokok saya lihat. Tapi hebatnya dia bisa aja lari-larri sore setelah merokok banyak mengitari lapangan merdeka secara terus menerus dalam beberapa kali putaran. Saya saat itu terkejut aja, ntahlah dia memang punya ketahanan fisik yan lumayan. Saat berfoto dengan anak ini dia terkadang memasang muka sok imut, tapi yah memang cocoklah.
Anak ini sebenarnya easy going, tapi yang paling menyakitkan hatinya adalah, ketika saya menolak traktirannya di hari yang seharusnya dia bisa berbahagia. Saat hari sarjananya, dia memiliki kisah tersendiri yang membuat dia kurang menikmati sarjananya, saya tidak sengaja ketemuin di kantin sena saat saya pengen ke tempat abang seniornya (yudi). Dia kesal ketika saya menolak traktirannya dengan bbm “ga pengen ditraktir” (karena sejak perkenalan, saya memang orang yang ga pengen di traktirin oleh siapapun). Dia semakin kesal ketika saya kasi sejumlah duit bayaran makanan saya, ketika saya temui bareng dengan berton. Saya merasakan kekesalannya, saya tahu ini menyakitkannya, tapi yang penting bagi saya adalah saya tidak mengijinkan traktirannya.
Ada beberapa hal yang saya cemburukan, terutama mengingat tentang nilai rupiah. Pada saat hal serius dia sangat bisa diandalakan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan. (hal ini saya sendiri lihat saat beberapa kali SFM mengadakan sebuah kegiatan membuat papan ucapan selamat). Dia sangat concern tentang yang menjadi pemerataan pengeluaran. Mungkin sedikit keterbukaannya saat bicara tentang dana, itu yang saya lihat sebagai sebuah interaksi yang cukup bagus.
Anak ini cukup diberikan kepercayaam tanggungjawab sesuai kapasitasnya, maka ia akan bertindak.


Demen sanjaya a.k.a leo  a.k.a harefa
Sampai saat ini adik mahasiswa yang satu ini adalah mahasiswa yang aku (untuk anak ini berubah dari formal “saya” jadi “aku”) beri julukan si USIL. Satu angkatannya sudah tahu tabiat anak ini, tapi anak ini selalu menjadi pusat perhatian. Gatahu kenapa satu angkatannya juga selalu mempersilahkan dia setelah sekian banyaknya hal usil yang dilakukannya. (pakai pellet apa kamu demen)
Saya rasa hal yang pertama kali saya alami dengan anak ini adalah Tiket. Saya tahu dari awal anak ini suka usil terutama saat mengajar. Dia terkesan ingin mencobai saya tapi sayangnya dia selalu K.O saya buat. Oke kembali ke tiket. Anak ini dengan seribu bahasa menawarkan tiket konser di taman budaya (tempat langganan dimana ada konser berbau budaya). Yang paling diingat adalah “dengan 15.000 saja Pak sudah bisa melihat sarah sechan”. Saya lirik dia dengan cukup tajam(karena saya tahu ni anak usilnya menawarkan minta ampun) dia lalu menampilkan wajah cukup memelas. Lalu saya beli saja tanpa berbasa basi lama, daripada banyak lagi bahasanya yang seribu penawaran. Yaah meskipun agak menjengkelkannya dia sempat berjanji untuk pergi bareng ke sana, tapi dirinya pergi sendiri (yah memang saat itu ada kerjaan juga sih).
Demen sanjaya harefa, salah satu mahasiswa yang cukup tahu kapan panggil diriku sebagai “abang” dan “bapak” pada kondisi yang berbeda. Orang yang selalu mengatakan “gampangnya itu, mudahnya itu” atau bahasa lain adalah “bisanya itu bisa”. Pembawaannya yang cukup tenang untuk awal-awal menghadapi masalah membuat saya berpikir ulang dalam menghadapi masalah. Sayangnya kalau adek yang satu ini sudah hilang kesabarannya, maka yang adalah emosi memuncak. (fiuh, yang bisa kulakukan adalah memeluk si kawan ini).
Leo kebiasaaanya dipanggil di rumah (menurut pengakuannya), juga pernah aku berikan kata-kata prediksi yaitu “anak yang akan selalu beruntung”. Yah dan itu benar, tidak hanya diriku, tapi orang lain seangkatannya, adik kelasnya juga melihat hal demikian. Mari aku beri satu contoh, kalau ngumpul pernahlah  anak ini belum punya dana tersendiri untuk minum, kemudian ada aja yang mau membelikannya minum, mungkin berbagi makanan, lalu kenyanglah dia. Kesempatan lain adalah ketika dia harus presentasi, namun dia tampaknya ga persiapan. Entah bagaimana caranya dia bisa saja lolos dari perhatian pertanyaan yang menjebak oleh temannya. DAN yang paling aku ingat adalah Masa Skripsinya. Aku ingin banget menguji kemampuan anak ini untuk berbagai hal. Bahkan secara personal meminta kepada pihak yang memiliki otoritas. Mungkin keberuntungan berpihak padanya, akhirnya aku tidak menguji skripsinya. (yah sebenarnya sih mungkin karena aku mengetahui beberapa kelemahan skripsinya yang sangat tidak mungkin dijamah oleh penguji lain) hahahahahaha
Ada yang menjengkelkan dari anak ini karena praktis menganggap mudah semuanya. Ada beberapa janjinya belum ditunaikan hahahahaha. Mungkin secara personal janjinya ke saya itu banyak x. Dimulai dari memperbaiki tas tripod camera, janji kue ultahnya, janji kertas kuitansi, janji jalan2 sebenarnya ada tapi lupa aku kemana, akh banyak x pun. Tapi entah kenapa setelah memahami anak ini pun dibalik kekesalan dan kejengkelanku, aku tetap bisa menerima anak ini. KARENA IA PUN MENGETAHUI KEKURANGANNYA. TIDAK BANYAK KOMAT KAMIT KALAU MENGAKU SALAH. 
Anak ini punya kisahnya sendiri secara personal yang mungkin tidak etis aku ceritakan disini. Tapi yang aku tahu dibalik ke usilannya , untuk masalah asmara, dia punya ketulusan (meski terkadang ketulusannya dianggap berbeda). Dia tipe individu yang cukup sulit meninggalkan teman demi sebuah asmara. Karena baginya kedua-duanya penting. Akan banyak yang sulit memahami anak ini dari perspektif gue seperti ini.
Leo bisa diandalkan untuk sebuah action, atau bahasa kerennya manage dalam operasionalisasi. Sangat ingat sekali, dia adalah orang yang mau menerima tantangan dariku untuk sebuah event dies natalis. Dan bagiku dia berhasil. Menurutku dia berhasil melaksanakan ide satu satunya event dies natalis yang pernah dan mungkin hanya berakhir di tahun 2014. Terima kasih demen and team, Meskipun aku sempat hampir buat kecewa dirinya karena sebagai provokator ide dies natalis sejak 2013, aku sendiri tidak hadir (gapapa deh dianggap tidak berperan, yang penting terlaksana). Sampai H-1 baru tak telfon dirinya mengatakan aku ga bisa ikut karena aku sendiri sudah menjadwalkan jauh hari untuk kepergianku ke jogja saat itu. Sekali lagi terimakasih demen and team.
Ada kebanggan tersendiri untuk anak ini, mirip dengan Putra soniwao, tapi memang si demen ini lebih lumayan ekstrem lah. Dia sebenarnya pintar, tapi kalau tidak menarik perhatiannya beeuuh agak susahlah itu. Kalau “konser” sangat Total. Oh ia satu lagi keberuntungan anak ini adalah, kalau gue foto, entah kenapa hasil fotonya selalu keren, all out sesuai action situasinya foto. (paling ingat PALNGKARAYA, ia kan demen?! Ya semoga kamu baca ini).
Apa yang saya cemburui dari anak ini adalah ia cukup peduli sama teman-temannya. BAHKAN, ia memberitahu dengan SMS kalau dia sudah berangkat ke bandara untuk kepulangannya ke NIAS. (cukup santun…. Bukan?!). Teman curhat gue saat berdiskusi tentang teman-teman satu kelasnya, (yaaaah paling tidak kitahu tahu ya demen bahwasanya aku perlu kembali untuk kembali cuek pada jenis hubungan pertemnan/ persaudaraan yang tidak sehat).
Oh ia, jangan pernah tidur bareng anak ini, karena dirimu akan jadi bantal gulingnya. Jangan dekat dekatlah pokoknya hahahaha.


Berton Junior Nababan
Ok, untuk anak mahasiswa yang satu ini, tolong berikan saya waktu untuk berpikir ulang pengalaman dengan anak ini (……..lebay lah – Tapi memang  butuh 1x 24 jam untuk berpikir tentang pengalaman bersama anak ini)
Satu satunya mahasiswa yang Sangat Sopan sampai pada pembawaannya yang sangat tenang. Mahasiswa yang pertama kali pernah ngajak saya untuk makan siang  bareng. Meskipun saat itu saya tidak memiliki waktu bareng untuk makan. (saya minta maaf untuk ajakannya yang saya belum bisa akomodir).
Satu-satunya mahasiswa yang dalam keadaan tidak suka pun tetap melakukan yang bisa ia lakukan. Mahasiswa yang saya lihat banyak dikorbankan, tapi kebiasaan habis manis sepah dibuang. Gaya bicara anak ini santun, apalagi dalam situasi formal. Satu-satunya mahasiswa yang memegang filosofis “coba dulu yang dipikirkan baru puas, setelah itu lihat nanti” Hal ini membuat dirinya sebenarnya memiliki inisiatif tertentu.
Berbicara inisiatif anak ini pernah sekali saya mintain tolong untuk masalah keran. Yang saya mintain tolong bukanlah untuk perbaikin keran, tapi hebatnya dia punya inisiatif tersendiri, ya meskipun sedikit mengalami kendala dan akhirnya dia bisa menunjukkan niatnya.
Satu-satunya mahasiswa yang saya percayakan kunci rumah untuk beberapa kali. (sebenarnya sulit sekali mendapatkan kepercayaan saya dalam bentuk apapun itu, tapi mungkin hanya anak ini saya berikan kunci rumah untuk beberapa kesempatan).
Satu-satunya mahasiswa yang tidak mau memanggil saya “abang”, meskipun sempat pernah sekali memanggil saya, (ketika saya lirk dia, dia lalu mengubah sapaan menjadi bapak).
Mengenai kebaikan, anak ini punya prinsip “lebih baiknya kita ada saat teman butuh, daripada ada saat hepi hepi saja”. Yah dari anak ini saya belajar dan mengingatkan kembali esensi berteman. Mungkin ini adalah alasan banyak temannya mengingatnya atau bahkan ada juga yang secara sengaja dan tidak sengaja memanfaatkan dirinya. Kepada anak ini saya pernah sekali berdiskusi untuk masalah saya. Mungkin saat itu dia yang saya bisa percayakan untuk tukar pikiran (Saya ingat, ia bahkan memberikan waktunya. Ya dia menawarkan dirinya, untuk kesempatan itu dengan cara yang saya anggap tepat, dia juga menawarkan dirinya berencana membangunkan saya saaat akan kuliah pada jam 8 pagi,… memang waktu itu waktu tukar pikiran dimulai dari jam 10 malam sampai pada jam 2;30 pagi dengan ditemani angin, hujan deras di daerah Krakatau…..). Percakapan yang mengesankan itu mengingatkan kembali ke saya dahulu yang harus lebih selektif memberikan perhatian. Ada juga statement dari anak ini “bapak terlalu baik, dan sebenarnya, orang yang perlu ditakuti itu orang baik , bukan orang jahat, karena kalau sudah tahu jahat pasti dijauhi” (statement ini juga membuat saya berpikir ulang akan motivasi saya untuk selalu memberi yang saya bisa, ternyata saya pun harus belajar untuk konsisten memberikan yang terbaik yang saya berikan sesaat saya berada di lingkungan kampus mereka).
Pada saat yang memang saya butuhkan anak ini ADA. Hal terberat saat itu adalah ketika masalah dengan temannya membuat darah rendah saya kumat, tidak bisa berbuat apa-apa, dengan tangan kondisi bergetar, jantung lemah berdetak, dan keringat dingin, HANYA anak ini yang dengan sigap membantu saya dengan perilaku. (Berbeda sekali dengan teman-temannya yang sering memanggil saya ‘abang’ atau bahkan memiliki sebutan khusus tertentu buat saya—ntahlah saya hanya berpikir itu saat saya menulis ini).
Saya juga ingat saat pemulihan darah rendah saya, saya dibantu sekali dengan kehadiran Berton dan adik kelas yang memanggil dia TULANG yaitu PETRA MARTUA SIMBOLON (ketepatan satu marga dengan saya), membantu saya untuk mencari daging kambing. (bila diingat –ingat siapa yang duluan berjanji membantu, malah menyebut saya terlalu manja – but it’s ok, bagi saya saat menulis ini, saya hanya ingin butuh bantuan dari orang yang bisa saya percayakan). Saya pun ingat sekali saat itu bantuan mereka hadir jam 09:45 malam. Memang anak ini satu-satunya yang bisa saya andalkan di Real Life.
Berkali-kali saya meminta bantuan dari anak ini, banyak hal memang, seakan akan saya meminta bantuan dari adik kandung saya sendiri (entahlah adik saya mungkin belum 100% sempurna bisa membantu saya). Sampai-sampai saya banyak bercerita tentang anak ini pada orangtua saya, saya pertemukan dan saya juga bilang ke orangtua saya bahwa ini adalah Adek Mahasiswa Na Burju.
Oke itu untuk saya pertolongannya, untuk teman-temannya, YANG SAYA LIHAT ITU BANYAK. Dimulai dari hal kecil menemani teman-temannya saat dia sendiri sibuk, Mengangkat beban berat saat naik gunung, dan bahkan bila menjadi bahan tertawaan demi orang lainpun saya lihat dia masih memberikan dirinya untuk membantu.
Namun dibalik semua ketulusan pertolongan yang pernah saya terima dari anak ini adalah, jalan pikirannya terkadang mengingatkan kejengkelan teman-teman saya dulu terhadap saya. Yaitu “menghilang tiba-tiba”. Mungkin bukan saya saja tapi temannya yang lainpun merasakan. Entahlah… apa yang membuat dia melakukan hal ini. Masih misteri bagi saya. Kalau saya sendiri dulu menghilang dan loose contact karena saya dulu terkadang ga mood untuk selalu dikerumunan (merasa terlalu sering hepi padahal di dalam beuuuh…hahahahaha).
Yang saya pelajari dari anak ini adalah kerja keras (dibalik semua kisah hidupnya yang mungkin pernah ia bagi ke saya), sehingga sayapun memberikan prediksi kata-kata yaitu “hidupnya akan berjuang”.
Kalau yang saya alami dengan adik yang satu ini, pengalaman berharga adalah “berusahalah tulus”.
Terimakasih berton untuk semuanya, alai marpaboa-boa ho da tu iba. Saya sendiri sebenarnya tidak menganggap dirimu sebagai anak mahasiswa/alumni. Tapi sebenarnya saya sudah menganggap kamu itu adik saya.
Sebenarya masih banyak yang perlu diceritakan dalam blog ini tentang anak ini, hanya saja, biarlah segala kebaikannya saya ketahui secara pribadi, dan besar harapan adik yang satu ini aku lihat sebagai pribadi yang Sukses (tidak hanya derfenisi sukses menurut awam) Tapi sukses bisa menuangkan apa yang menjadi buah pikirannya.


Yanta
Yanta, mahasiswi yang dikenal teman-temannya sebagai pribadi yang lebih religious.
Itu adlaah versi teman-temannya, Kalau versi saya. Cerita dulu ya…hahha
Mendengar nama anak ini sebenarnya dari cerita-cerita teman-temannya dan salah satu tenaga pengajar. Kalau di kelas, saya bahkan hampir tiak mengetahui keberadaan anak yang satu ini. DAN AKHIRNYALAH SAYA KETEMU. Yang saya lihat dari Profil PIC teman-temannya sering sekali anak ini digambar sebagai sosok yang ada di perkebunan semangka. Wooooww… menarik ni h bagi saya. (ingin berlibur ke tempat daerah yang belum saya tahu sih tepatnya, sambil bisa ngenal karakter mereka)
Ke kepoan saya mempertemukan anak ini dengan pola pikir yang cukup kritis.
Saya juga bahkan pernah ke tempat anak ini ( YA ketempat keluarganya). Pulo makna….. tempatnya jaauh bangeeett, 2 jam perjalanan motor. OH EM GE, (ingat cerita ttg robin yang menjadi pemandu, nah ternyata Robin pakpahan ini entah darimanalah ternyata berhubungan keluarga dengan YANTA). Saya akhirnya bisa ketempat mahasiswa barengan dengan puluhan teman2nya. YAAAH Mereka yang akhirnya tergabung dalam SFM. Saya nginap, saya akhirnya makan daging kambing bersama dengan mereka (Keluarganya sangat welcome).
Anak ini bagi temannya punya bakat dalam melayani saat pelayanan Religius. Heeei ternyata anak ini pintar juga looo memasak (yesss kalau manggang-manggang). Anak itu memiliki potensi untuk mengarahkan orang lain (suatu potensi untuk jadi seorang pemimpin). Hanya saja anak ini punya sedikit keteguhan hati yang merujuk ke keras kepala (hehehe maaf yak YANTA, ada alasannya kok). Berikut ceritanya:
Naaah… saat itu saya dan teman-teman mhsw yang melakukan pendakian sederhana ke Dua warna, banyak teman-temannya yang seakan akan berusaha menarik ulur akan keikutsertaannya (ternyata beberapa kali barengan, menurut demen, saat naek gunung, yanta jadi pusat perhatian Karena akan membutuhkan pertolongan), EMANG SIH setelah naek dan turun dari Dwi warna, dia itu sehat walafiat seketika, tapi sayangnya dia ga lihat kondisi tubuhnya maen lanjut saja untuk kegiatan pelayanannya. DAN TERJADILAH SAKIT MAAG yang berulang ke anak ini (mungkin keras kepalanya di bagian ini kali ya, ada niat dia tersampaikan tapi dengan catatan peringatan temannya dia yaaaah kembali ke rumah sakit deh).. hehehehe
Nah anak ini juga akhir akhir ini membuat saya sedikit cemburu (gampang x ternyata saya cemburu hahahaha). Dia menampilkan tempat-tempat ia pergi. DAAAN Bagi saya yang dalam sanubari terdalam suka akan hal baru, maka saya cemburu haahhaa. Sebenarnya anak ini sekarang memiliki focus pelayanan. Namun sangat banyak berharap dia juga bisa menunaikan keinginannya untuk sebuah bentuk pelayanan Panti asuhan. Saya menyenangi anak ini atas pola kritiknya, yang mengingatkan saya untuk tetap juga bisa melihat 1 hal dari perspektif yang berbeda. (saat tulisan ini dibuat, dia masih berjuang dan memiliki berpkir kritis dalam skripsinya. Semngaat YANTA).

Willhelmina SInaga
Atttaaagaaarrrlll….. anak ini menjadi pusat saat orang tahu senyum dan tertawa itu seperti apa. Nak yang suka sekali senyum, memiliki sekali keinginan untuk berbuat lebih, namun yang bisa ia perbuat hanyalah membuat orang lain bisa senyum bahagia (INi lebih dari apa yang bisa ditawarkan dalam bentuk materi). Will helmina sosok yang saya kenal sebagai mahasiswi yang suka senyum. Suka tertawa juga (hampir sedikit sam dengan mahasiswi bernama Mega). Bila temannya dahulu sering banget ingin sekelilingnya. Namun ia terkadang kurang mau berbagi keluh kesahnya.
Untuk interaksi intense, anak in sering tidak berada di sekitar seperti lainnya, dan ya saya pun tidak memiliki momen seperti halnya Putra, berton n demen (para pria2nya). Yang saya ingat dari anak ini adalah cerita-ceritanya dan bahkan kisah ttg mimpinya (mungkin isi mimpi TIDAK ETIS, Krn saya pun JANJI TIDAK MENGUNGKAPKANNYA). Saya bisa bersykur bisa tahu ada saja pribadi yang masih bisa bersedia paling tidak mampu member senyum yang tulus (meski terkesan rapuh). Anak mahasiswi yang periang sebenarnya menyimpan sesuatu yang belum ia ingin bagi, atau percayakan. Ia selalu santun sama saya, bahkan ketika kedapetan sambil jalan dimana, mengendarai motornya. Namun akhir akhir ini saya rasakan ia mulai menghindar interaksi dengan saya sebagai mantan walinya di kampusnya. Saya hanya banyak berharap anak ini bisa segera lulus dengan segala dinamika peraturan, pengalaman pembimbingan, dan hal hal lainnya.
Semoga bisa cepat lulus ya will J.


Mega Purba
Teman tapi hepi bagi banyak teman-temannya
Dari pengalaman saya dengan anak ini adalah selau pengalaman saat berada di dekat pintuk masuk kantor. Saya selalu saja komen apapun yang dilakukan anak ini (maaf ya mega, ini saya lakukan untuk kam kedepannya). TAPI apapun yang diberikan komen bahkan oleh teman-temennya yang sayal lihat adalah, ia tidak muda BAPER (istilah sekarang), Ia tidak mudah sensitive.
Oh yaa
Suaranya dia itu lumayan lo saat karokean, dan saya selalu menyentil anak ini dengan sebutan suara “dam di dam di dam.. hei hei sudah sudahlah” hehehe.. Anak ini pernah juga saya sentil dengan menyamakan “kegirangan gokil” nya dengan salah satu presenter / DJ radiolah yaitu geta bebhita.
Tidak banyak juga yang bisa saya ceritakan tentang anak ini selain, awal tahun apa akhir tahun lalu ya, dia mempersilahkan (atau saya paksa temannya juga ya), untuk hadir di rumahnya. Saya bersama sama temannya ikut ke rumahnya untuk kumpul-kumpul saja.
Anak mahasiswi yang satu ini ngajarin ke saya secara tidak langsung, seharusnya ada masa bersenang-senang perlu untuk diingat bareng sebagai kenangan senang, bukan sebagai kenangan yang membuat dirinya semacam tersudut. Karena saling senang itu artinya barengan senang.


Majesti sinulingga
Mahasiswi yang satu ini adalah salah satu mahasiswi yang secara fisik di kelasnya punya postur tubuh tinggi. Anak kedua dan mungkin menurut saya memiliki peran berat seakan akan jadi “anak pertama” bagi keluarganya, karena kakaknya di dapat beasiswa di luar negeri.
Percakapan yang intens yang paling saya ingat dengan anak ini adalah dia meminta pendapat saya tentang ide bisnis warnet. Saat itu saya berpendapat secara realistis dan mengungkapkan realita warnet kebanyakan saat ini seperti apa (saat itu memang dia dan keluarganya memiliki rencana dan mmg sudah proses eksekusi rencana tuk ide bisnis tsb). Anak mahasiswi yang satu ini juga saya ingat pernah member rambutan hasil perkebunan opung atau kakek/nenek ya saya lupa. Dan itupun karena saya sekeda memberi komentar saat profil pic BBMnya ttg panen rambutan. Saya berencana pesan saat itu tapi jarak waktu update phto ternyata sdh berselang 1 atau 2 hari dan memang saat itu menurutnya rambutan diambil untuk event apa gitu lupalah… n akhirnya malah dia di hari senennya dia bawa rambutan banyak, dan bahkan memberinya secara gratis, lalu sayapun bagi-bagi ke tenaga pengajar dan mhsw lainnya untuk sama sama menikmati hasil kebun keluarganya.
Yang saya ingat lagi adalah ketika saya sendiri suka usil “teman deket pria”nya dahulu. Selalu saja, ketika ada temen deket prianya mahasiswi yang satu ini, saya suka usilin. Krena memang temen deket pria nya itu suka megusilin saya juga, so di depan mahasiswi ini, saya sering usil juga hahahaha… yang paling saya ingat komentar mahasiwi ini adalah (“kayak gitu adeknya…gitu abangnya ya”… ataauuu “ya abang adek memang sudah terpisahkan”)
Mahasiswi ini juga yang sudah bersusah payah menyediakan ttempat untuk aacara syukuran bersama. (entahlah siapa sebenarnya berjanji sykuran bareng manggang-manggang, malah Anak ini yang punya ide tempat). YAAA saya juga ingat anak ini aktif kalau sudah namanya menngang-manggang (pernah sewaktu semua 2011 saya harapkan dtg krn khusus bagi mereka).
Anak mahasiswi yang sebenarnya saya ketahui punya impian sendiri, namun ia masih ingin menyesuaikan dirinya dengan tuntuan lingkungan sekitar. Semoga ia bisa mencapai apa yang ia impikan. Amin.

Depita Simanjuntak
Salah satu mahasiswi dalam bimbingan wali saya. Dia menjadi salah satu pribadi yang cukup dekat dengan Putra. Ya, menurut ceritanya, Putra, Juli dan Depita punya semacam sebutan tersendiri. Depita sebagai sekretarisnya putra, dan juli adalah bendaharanya putra. Hahaha
Sebenarnya tidak banyak berinteraksi dengan anak yang satu ini, tapi yang saya tahu dia sama sekali tidak takut bila melakukan sesuatu yang memang dengan nyata hal tersebut adalah benar. Pernah sekali saya mengutarakan bahwa saya dengan terpaksa memberitahu percakapan yang telah terjadi antara saya, putra n depita, mengenai sesuatu yang berhubungan dengan peraturan. Namun mahasiswi ini yang menjadi sosok yang berani berkata dedngan cukup tegas. Ia mengakui apa yang layaknya memang benar. (percakapan intens yang terjadi pada saat Ramadhan fair hehe).
Salut dengan kecuekan anak ini, bisa memilah yang sesuai dengan kapasitasnya. Yang saya tahu, dia cukup dekat juga dengan liat farida butar-butar. Selai itu sedikit banyaknya saya pun lupa. (hehe maaf depita, saya belum sempat memiliki waktu bareng sama kalian semua secara personal).

Liat Farida butar-butar
Mahasiswi yang mungkin pernah membuat saya sedikit down akan penyelesaian skripsinya, Namun saya yang memang harus berbesar hati untuk memahami kondisinya, saya memang tidak bisa menantangnya lebih jauh untuk keikutsertaanya dalam siding gelombang pertama.
Mahasiswi yang satu ini juga terkadang membuat saya heran-heran saat penyusunan skripsinya, namun termasuk yang cukup mau untuk berusaha yaaa meskipun seesuai dengan keinginannya juga.
Pengalaman dengan mahasiswi yang satu ini adalah ketika ia menampilkan perilaku yang menirukan salah satu iklan televise, sayapun saat itu melakukan sentilan (ya sambil memuji sedikit mirip).
Selama 1 Tahun dari seminar lalu ke skripsi, anak ini memang menunjukkan progress, Ya semoga saja dengan perkembangan yang ia miliki , bisa melatih dirinya untuk bisa memiliki integritas.

Wahyu Situmeang
Sebenarnya belum mau menulis tentang adik mahasiswa yang satu ini. Karena bagi saya, ada yang “unfinished” (sesuai judul Blog ini)
Tapi sekilas saja yo,
Oke,,.. Wahyu adalah satu-satunya mahasiswa yang  melakukan semacam “permohonan” untuk bisa terlibat dengan banyak kegiatan , dan terlibat untuk “mengubah karakternya” (percakapan ini terjadi saat dia duduk sendiri di depan kantor dan tiba-tiba menjumpai saya saat akan masuk kantor). Yaah dengan permintaan yang demikian, saya sendiri berusaha menyanggupinya dengan mengajaknya dan bahkan menjadi dekat dengan anak ini, memahami kaakternya untuk di diskusikan. Lalu saya mengatkan ke rekan saya yang lain, bahwa saya hanya akan disandingkan dengan anak ini bila ada kegiatan-kegiatan. Saat kegiatan pertama kali, saya sangat ingat, dia adalah pribadi yang paling cekatan untuk mengatur filing (hanya sedikit panduan dari saya, dia berusaha untuk memenuhinya -DAAANNN SEMUA REKAN SAYA, MELIHAT PEKERJAAN ANAK INI MENJADI pusat perhatian, sehingga kedepannya seakan-akan semua menginginkan anak ini). Setelah kegiatan pertama, menurut temen-temennya, dia memiliki perubahan karakter kea rah yang lebih baik. Teman-temannya mengapresiasi saya secara personal (PADAHAL BAGI SAYA, SEBENARNYA BILA TERJADI PERUBAHANPUN ITU SEMUA KARENA DIRINYA MENGIJINKAN SAYA UNTUK BERTUKAR PIKIRAN dan ATAS SARAN YANG SANGAT SEDIKIT, DIa mengijinjan dirinya untuk berubah).
Bulan berganti, semester berganti, banyak hal yang membuat saya dan anak ini menjadi dekat, sehingga ada aja rekan saya mengatakan dimana ada saya kemungkinan ada dia. Atau kebalikannya, jika membutuhkan pertolongan wahyu, mungkin yang bisa memohon padanya adalah saya. Pengakuan teman-temannya, kalau saya itu seakan menjadi abang banget sama dia, pengakuan salah satu adik kelasnya, saya dan anak ini memiliki kemiripan siluet wajah (saya berdalih, itu karena hampir sering bersama, bahkan jarak potong rambut tanpa pemberitahuan satu sama lain saja hampir berdekatan, dan bisa jadi agak mirip potongan rambutnya). Yaaa… memang diantara semua adek2 2011 yang pernah ke rumah. Hanya anak ini yang lebih banyak nginap di rumah daripada temannya yang lain.
Satu satunya mahasiwa yang mungkin saya tantang untuk mengerjakan pekerjaan  tugas akhir s2 (meski yaaah… saya tidak jadi pembimbing utama, tapi pembimbing di luar kampus). Satu-satunya mahasiswa yang mungkin menurut saya sudah dekat. Mungkin juga karena saat itu dia merasa sudah dekat, dia bahkan membuat beberapa julukan, tapi yang paling saya ingat adalah, baby brother (julukan yang ia beri saat hari ke dua di siantar thn 2015).  Julukan ini cepat meluas karena dia memberitahu julukan ini di depan rekan-rekan saya dan adik kelasnya. Saat itu saya agak terkejut saja. Tapi saya tantang balik ke dirinya, apakah dirinya sanggup menerima julukan itu juga (saat itu yang ada hanya tawa canda).
Mungkin karena saya terlalu dekat, saya juga merasakan sedikir gesekan dengan anak ini (hal yang biasa terjadi kalau semakin dekat dengan seseorang menurut ahli ahli psikolog). Saya juga pernah seakan memaksakan, meskipun apa yang saya paksakan untuk kebaikannya sendiri.
Secara detail, mungkin saya akan berusaha menuliskan secara objektif pengalaman saya dengan anak ini (meskipun tidak akan pernah dipublish karena bersifat personal). Yang mungkin saya harapkan saat saya tulis ini adalah semoga saja bisa memiliki interaksi yang baik kembali dengan anak ini. Saya memang merindukan sekali interaksi dahulu. SANGAT!.

Herman lase
Mahasiswa yang saya tahu akhirnya memiliki kesamaan tanggal ulang tahun dengan wahyu hahahaha.
Dari segi sifat, anak ini saya tahu agak sedikit keras. Dia mungkin di awal perkuliahan dengan saya, cukup frontal. Saya ingat sekali mungkin karena perkuliahan psikodiagnostik 3 akhirnya dia cuti. (saya sdikit merasa bersalah tapi yaaa memang mungkin sdh shrsnya x yo – hehe). Herman yang akhirnya masuk ke kelas saya lagi, tampil menjadi pribadi yang lebih dewasa, (ya , saya beneran sempat merindukan frontal anak ini saat 2013, karena komunikasi dengan anak ini membuat kita belajar juga), Dan hal ini ia tunjukkan kembali sekarang di 2015.
Baru secara cukup intens bareng dengan anak ini di tahun 2015. Ya. Anak ini bisa dikatakan berusaha all out untuk kegiatan yang sudah disepakatin bersama, dan akan bertindak untuk hal yang memang sdh tidak pada jalurnya. Herman memiliki rasa humor yang biasa namun ia cukup mampu menempatkan rasa santunnya juga pada saya.
Ia menjadi pribadi yang cukup memiliki keberanian berucap pada koridornya sepanjang yang saya lihat (tidak peduli pandangan siapapun, anak ini memiliki potensi dan menurut saya selalu saja bentuk frontal dan ketegasannya bisa dipersepsi berbeda). Semoga herman bisa lulus dengan defenisi kesuksesan yang sesuai semua pihak. Saya juga masih berharap banyak sama anak ini.

Evalindo Hutabarat
Salah satu dari mahasiswi yang sempat menjadi mahasiswa bimbingan wali, Pernah menerima beasiswa (meski bukan saat itu saya usahakan, paling tidak saya bangga aja). Mahasiswi yang memiliki kemauan untuk lanjut studi (semoga saja bisa dapat beasiswa). Saya mengingat anak ini adalah sosok yang bisa mengerjakan scoring yang sangat cepat pada tes benar salah, dan lebih menyukai hitungan skala need dr edwards daripada tes hitungan Koran.
Anak ini terkadang punya selera humor yang agak menyentil terutama bagi saya (ntahlah mungkin karena saya sudah mendekatkan diri pada 2011).  Pernah banget saya mengatakan di depan salah satu pegawai, “mungkin saya akan merindukan kalian kalian 2011, karena saya merasa sudah dekat”. Dia menyapa dengan guyonan “ saya gat uh pak, saya ga merasa dekat”. Lalu kata pegawai, “ ya itulah bapak itu”. Saya pun menyapa “ ya saya saja juga merasakan gapapa kok, lagian saya ga memaksakan kalian kok, toh rasanya itu di saya aja”. Dia menyapa “ hehe hehe”.
Saya sebenarnya pengen banget berfoto dengan anak ini saat setelah sidangnya, namun saat situasi yang tidak tepat, saya mengurungkan niat saya.  Sosok anak ini memiliki impian tersendiri dan ia mungkin ingin lanjut s2, terbukti dari niatnya ambil sana sini info dan ikut les toefl, YA semoga saja ia bisa mencapai apa yang bisa ia impikan. Amin.

========== Blog ini pun masih terasa belum lengkap dan sempurna, seperti judulnya akan selalu ada sesuatu yang belum selesai untuk diceritakan ========

Bagi saya, semua anak 2011 memiliki kesannya sendiri. Terimakasih untuk 2011 yang pernah menerima saya juga tidak sebagai tenaga pengajar namun sebagai lebih daripada itu. Entahlah saya yang merasakan sendiri namun, saya banyak berharap pada angkatan pertama tempat saya mengajar, menjadi angkatan yang mampu menunjukkan kesatuan diantara mereka.
Terimakasih sudah pernah meramaikan rumah saya dengan acara manggang sederhana, terimakasih untuk setiap dari kalian. Catatan akhir Tahun ini khusus untuk 2011 saja karena saya sendiri sudah merasa feel being friends. Suatu saat berharap melihat mereka dari jauh dengan bergumam dalam hati : “saya pernah menjadi teman belajar mereka”.